Indonesiainside.id, Jakarta – Semesta Bilingual Boarding School, sekolah unggulan di Kota Semarang menggelar program ‘Semesta Berkontribusi Untuk Negeri’. Kegiatan yang berlangsung selama dua bulan mulai Maret-April 2021, di hari Sabtu dan Minggu ini, bakal memberikan pembekalan kepada para pendidik atau guru, orang tua dan siswa tentang tips-tips menghadapi masalah pembelajaran daring di masa pandemi.
Program ini dilatarbelakangi adanya berbagai masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan, guru dan orang tua dalam pembelajaran di masa pandemi. Misalnya, terkait kesiapan penggunaan teknologi yang menjadi keniscayaan agar proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan harapan.
“Pandemi ini menjadi masalah dalam kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini tidak hanya terjadi di indonesia, tidak semua sekolah siap, karena menuntut penguasaan teknologi. Tetapi semuanya harus mampu menyesuaikan diri,” kata Kepala Sekolah SMA Semesta Bilingual Boarding School Semarang, Didin Sopandi dalam Pers Conference Semesta Berkontribusi Bagi Negeri, Sabtu(27/2).
Kegiatan ini berisi sejumlah aktivitas daring seperti webinar, workshop dan preview class yang ditujukan bagi kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa. Program yang sepenuhnya bebas biaya atau gratis ini diharapkan akan membuka kerjasama sekolah-sekolah dengan Sekolah Semesta untuk membuat perubahan yang baik di era pembelajaran daring.
“Kami harapkan program yang pertama kali digagas ini akan diikuti oleh teman-teman kita baik guru maupun lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Kita buka seluas-luasnya untuk ikut kegiatan yang sepenuhnya bebas biaya ini,” tambah Didin.
Program yang digelar setiap Sabtu dan Minggu ini bakal dimulai pada 12 Maret 2021 hingga 23 April 2021.
Beberapa materi yang akan diberikan kepada para peserta antara lain, parenting, soft skill orang tua, teknologi atau IT, digital integrated classroom, pengembangan skill guru (character building) dan pengembangan diri siswa, juga pelatihan leadership bagi guru.
“Sementara untuk preview class masing-masing tentang tips efektif belajar pelajaran sains, tips efektif belajar pelajaran sosial, membangun prestasi belajar dan english session communication skill,” ujar Anisa Handayani, School Counselor Sekolah Semesta di kesempatan yang sama.
Semesta Berkontribusi Untuk Negeri akan menghadirkan pembicara dari civitas akademika Sekolah Semesta, baik dari guru, alumni maupun orang tua yang sudah berpengalaman. Pembicara sengaja dihadirkan dari pihak guru, alumni dan orang tua agar pembahasan yang disuguhkan lebih real dan lebih kontekstual sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Selain itu dalam program ini akan dihadirkan juga pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya masing-masing sehingga peserta dapat langsung berkonsultasi dan berdiskusi terkait dengan permasalahan yang ada.
“Besar harapan kami agar program ini bisa tersosialisasikan dengan baik sehingga bisa memberikan manfaat bagi pendidikan di Indonesia,” kata Didin yang juga ketua program kegiatan ini.
Dijelaskan oleh sekolah yang menyabet delapan medali di ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020 ini, bahwa banyak sekali tantangan yang harus dihadapi siswa-siswi di era pandemi yang menuntut mereka belajar secara daring, seperti merasa monoton belajar, digital disruption, dan lainnya. Selain itu orang tua dan guru juga turut terbebani karena metode ini menjadi hal yang baru karena selama ini menempuh proses belajar mengajar (PBM) secara klasik.
“Ketidaksiapan menggunakan teknologi di berbagai sekolah karena terbiasa memakai metode klasik dalam proses pembelajaran. Lembaga pendidikan dan pengajar sudah terlalu nyaman dengan pola-pola yang biasa dan textbook sekali. Waktu itu belum diperkirakan akan menghadapi masalah yang seperti ini,” lanjutnya.
Selain siswa dan orang tua, guru juga menghadapi tekanan psikologis tentang cara mengajar melalui metode daring, bagaimana menyiapkan kontennya, belum lagi bagi mereka yang masih awam teknologi. Apalagi program belajar daring bukan hanya menggunakaan aplikasi semacam zoom saja, tapi juga lainnya.
“Ini belum lagi masalah learning management system. Itu yang dihadapi guru. Hal-hal inilah yang akan kita carikan solusi bersama dalam kegiatan ini. Kami akan bagikan tips bagaimana mengatasinya,” katanya.
Selain itu sekolah juga harus siap menghadapi tantangan agar siswa tidak mengalami kejenuhan belajar di rumah yang sudah berlangsung mulai awal tahun lalu. Keluhan ini selain dari siswa juga orang tua yang terpaksa harus mendampingi anaknya dalam proses belajar mengajar.
“Yang dihadapi siswa adalah kejenuhan, karena biasanya berinteraksi secara langsung, kini tidak lagi. Kemudian adanya keluhan dari orang tua, mereka bingung karena sebelumnya tidak terlibat secara 100 persen, sedangkan sekarang ortu dituntut mendampingi, kalau anak tidak melaksanakan PR maka ortu dihubungi oleh wali kelasnya,” ujarnya.
Di sekolah Semesta selama ini melakukan berbagai program preventif untuk mengatasi masalah siswa dan orang tua, yaitu melalui one by one meeting, parent visit, juga berbagai metode lainnya. Termasuk survei secara berkala sehingga bisa memantau perubahan penanganan masalahnya seperti apa.
“Yang kami lakukan lumayan cukup berhasil, sehingga kenapa tidak coba di-share dalam suatu program, sehingga kalau ada yang masih kurang kita mendapat input dari luar,” katanya.
Selain itu juga ada guide department, parents class departement, sehingga tidak hanya guru saja yang mendampingi siswa tapi selalu bekerjasama dengan ortu secara aktif.
“Kami juga punya sistem, wali kelas adalah ortu di kelas. Jadi ada deteksi dini ketika anak stress belajar dan preventifnya kami berikan fasilitas ke anak sesuai kebutuhan, misalnya masalahnya apa? kemudian ada pendampingan
kalau mereka punya masalah karir, ada career planning bagi anak. Kami juga punya departemen inovasi agar selalu ada inovasi dalam belajar bagi anak-anak. Ini semua agar anak terhindar dari stress saat belajar,” ujarnya.
Didin Sopandi menjelaskan, Sekolah Semesta sangat beruntung karena sudah lama (sebelum pandemi) terbiasa menerapkan pembelajaran daring dengan mengaplikasikan sistem technology integrated class (TIC). Sistem ini memungkinkan siswa untuk belajar kapan pun dan dimana pun menggunakan perangkat laptop atau Chromebook yang telah diberikan sekolah kepada setiap siswa.
“Alhamdulillah kita sudah integrated classroom, dan anak-anak sudah menggunakan chorembook bukan sekedar textbook, jadi guru sudah terbiasa menggunakan perangkat ini. Hal inilah yang ingin kita bagi dengan rekan-rekan guru lainnya di seluruh Indonesia dan juga orang tua melalui program Semesta Berkontribusi Untuk Negeri,” tegasnya.
Program yang digelar selama dua bulan ini akan menjadi ajang berbagi pengalaman bagaimana proses belajar mengajar di masa pandemi. Termasuk juga cara-cara mengatasi kejenuhan siswa dan orang tua selama masa belajar daring.
“Kita membagikan pengalamanan agar kemampuan guru-guru dalam menghadapi sejumlah masalah dalam pembelajaran daring ini meningkat. Selain itu ada materi leadership bagi para pendidik yang akan sangat membantu ke depan dalam proses belajar mengajar di kelas,” ujarnya.(EP)