Indonesiainside.id, Jakarta – Saat ini Indonesia juga tengah menghadapi bonus demografi yang puncaknya ada pada tahun 2030. Generasi milenial dan generasi Z akan mendominasi komposisi penduduk di Indonesia.
“Realitas tersebut harus mendorong kita untuk mendobrak kebuntuan dan kejumudan. Tawarkan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan generasi saat ini,” kata Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu dalam pidatonya di pembukaan Rakernas PKS, Senin (1/3).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan adanya dua kunci utama untuk mencapai target-target yang sudah ditetapkan oleh partai. Kunci pertama adalah inovasi. Kita semua harus mengasah pikiran-pikiran kita agar program PKS relevan dengan situasi kekinian yang fresh dan menginspirasi,” ungkap Syaikhu.
Syaikhu mengingatkan agar bonus demografi dapat dijadikan sebagai sebuah keberkahan dan mempersiapkan diri dengan baik. “Jangan sampai kita abai atau lalai sehingga bonus demografi justru akan menjadi bencana kemanusiaan, sebab jumlahnya banyak tetapi tidak berkualitas,” tutur Syaikhu.
Menurut Syaikhu selain melakukan inovasi kunci utama lainnya adalah multiplikasi. “PKS harus mampu mencari faktor pengganda agar bisa tumbuh dengan lebih cepat dan masif. Kita harus pandai-pandai mencari sumber-sumber pertumbuhan baru dengan cara-cara baru,” ujar Syaikhu.
Pada kesempatan tersebut, dia menyampaikan arahannya agar semua stakeholder serius dalam mengkonsepkan program kerja nasional PKS periode 2025-2025. “Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan tiga koridor penting dalam penyusunan program kerja nasional PKS,” ujarnya.
Syaikhu menuturkan koridor pertama program kerja PKS harus memiliki tiga landasan gagasan.
“Pertama gagasan dari seluruh program kerja PKS harus berakar dari nilai-nilai Islam yang universal dan substansial. Kedua membawa semangat nilai-nilai Pancasila, Kontitusi UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Dan Ketiga adalah landasan organisasional yang mengacu kepada aturan partai,” jelas Syaikhu.
Koridor kedua, lanjut Syaikhu, adalah landasan pelaksanaan. “Disini ada beberapa prinsip. Pertama yaitu solutif. Saya meminta agar program kerja yang disusun berorientasi kepada penyelesaian permasalahan serta berorientasi kepada pelayanan, pemberdayaan, dan pembelaan terhadap kepentingan rakyat,” papar Sayikhu.
Syaikhu juga mengingatkan prinsip kedua dalam poin landasan pelaksanaan adalah kolaboratif, sebab saat ini sudah memasuki era untuk saling berkolaborasi. “Tidak boleh ada ego sektoral. Semua harus berkolaborasi dengan baik, harus menjadi pemain tim yang baik. Bukan hanya kolaborasi di internal, tetapi harus membangun jejaring kolaborasi dengan berbagai elemen bangsa,” kata Syaikhu.
Syaikhu melanjutkan koridor ketiga adalah landasan pemenangan atau elektoral. “PKS adalah partai politik, bukan NGO atau ormas. Sudah sewajarnya setiap gerak dan langkah perjuangannya memiliki dampak terhadap pemenangan politik,” ujar Syaikhu.(EP)