Indonesiainside.id, Jakarta – Pembina Majlis Ta’lim Nursyifa, H. Mohamad Ma’muri menjelaskan jika agama lain tidak boleh mencampuri pendidikan agama islam yang diajarkan ke para siswa di sekolah. Menurutnya pihak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) harus mengerti apa itu dogma.
“Jangan usik Islam, urusi saja agama kalian. Terlebih mencampuri pendidikan agama Islam di sekolah. Bilang jangan ada dogma. PGI harus mengerti dogma itu pokok ajaran tentang kepercayaan dan sebagainya yang harus diterima sebagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan,” kata H. Mohamad Ma’muri, Rabu (3/3).
Dia mencontohkan, salah satu dogma yang ada di pendidikan agama Islam yaitu tentang keesaan Tuhan. Bagi umat Islam, Tuhan hanya satu yaitu Allah SWT dan itu wajib hukumnya diajarkan di sekolah yang notabene tempat menimba ilmu.
“Qul huwallahu ahad’, yang artinya katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa. Itu surat Al-ikhlas ayat satu yang menyatakan keesaan Allah SWT. Masa itu tidak boleh diajarkan di sekolah,” ujarnya.
Dia kembali mengingatkan jika jangan sampai Indonesia menjadi negara sekuler, memisahkan antara institusi atau badan negara dari agama atau kepercayaan. Karena Indonesia didirikan oleh darah para syuhada yang berjuang merebut kemerdekaan dari para penjajah.
“Ingat Indonesia didirikan dari darah para syuhada. Mungkin saja isu ini digulirkan arahnya ke sekulerisme, berawal dari menghilangkan pokok ajaran agama Islam di sekolah, lama-lama menghilangkan semuanya. Semoga Allah SWT melindungi umat Islam,” jelasnya.
H. Mohamad Ma’muri juga mengimbau agar umat Islam tidak terprofokasi dan turun ke jalan atas tindakan PGI. Mereka diketahui mempermasalahkan pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti bagi siswa kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2014.
“Lakum dinukum waliyadin, bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Tolong jangan bertindak lebih jauh dengan mengintervensi Islam. Saya mengimbau agar umat Islam jangan turun ke jalan, khawatir ada gesekan antarumat beragama,” tutupnya. (msh)