Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pemerintah membatalkan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai legalisasi minuman keras (miras) di beberapa wilayah di Indonesia.
Hal itu tentunya disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Sebanyak 40 ribu tweet menyatakan rasa terima kasihnya kepada Presiden melalui media sosial Twitter. Namun, ada juga beberapa netizen yang justru mencibir dan menilai bahwa perpres ini adalah pengalihan isu, Rabu (3/3)
“Kalau Pak Jokowi baik, tentu gak akan mau menandatangani perpres miras Pak.. Perihal dicabut lampiran perpres itu, karena desakan umat, mungkin kalau gk ada desakan umat, akan lanjut terus.. Jadi ‘baik’ ini harus ada detailnya..,” tulis akun @Wiwied_Karimun.
Kalau Pak Jokowi baik, tentu gak akan mau menandatangani perpres miras Pak.. Perihal dicabut lampiran perpres itu, karena desakan umat, mungkin kalau gk ada desakan umat, akan lanjut terus.. Jadi ‘baik’ ini harus ada detailnya..
— Wiwied Saputra (@Wiwied_Karimun) March 3, 2021
“Terimakasih kepada semua pihak yang telah menolak dan meminta dibatalkan nya lampiran Perpres tentang Miras,.. sehingga karena tekanan dari semua yg menolak akhirnya dibatalkan lampiran Perpres tersebut oleh yang telah menerbitkannya..,” tulis akun @cahyadi_rustama.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah menolak dan meminta dibatalkan nya lampiran Perpres tentang Miras,.. sehingga karena tekanan dari semua yg menolak akhirnya dibatalkan lampiran Perpres tersebut oleh yang telah menerbitkannya..🙏
— cahyadi rustama (@cahyadi_rustama) March 3, 2021
“Jadi gini, Perpres Miras dibuat gaduh itu tujuannya untuk Pengalihan Issue kerumunan Jokowi yg sebenarnya bisa membuat Jokowi terancam kekuasaanya karena kasusnya sama seperti kerumunan HRS yg membuatnya dipenjara. Jadi?, Kelen kena Praaaank!,” tulis akun @abu_waras.
Jadi gini, Perpres Miras dibuat gaduh itu tujuannya untuk Pengalihan Issue kerumunan Jokowi yg sebenarnya bisa membuat Jokowi terancam kekuasaanya karena kasusnya sama seperti kerumunan HRS yg membuatnya dipenjara.
Jadi?, Kelen kena Praaaank!
🤭— Lambe Waras (@abu_waras) March 2, 2021
Sebelumnya, pada kunjungan Presiden ke Nusa Tenggara Timur (NTT) Februari lalu, mendapat perhatian publik karena Presiden dinilai membentuk kerumunan. Namun, rakyat Maumere mengakui bahwa kerumunan terjadi karena salah rakyat Maumere yang ingin melihat dan bertemu dengan Presiden dari dekat. Kejadian itu pun menimbulkan pro dan kontra di media sosial, terutama Twitter. (lia)