Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunggah curahan hati dalam video podcast terkait masalah yang dialami Partai Demokrat yang didirikannya. Video dan tulisan itu diunggahnya melalui media social Facebook, Youtube SBY dan akun Instagram istrinya, Ani Yudhoyono in Memoriam.
Dalam video berjudul “Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Lambat, Tapi Pasti”, Presiden RI Keenam itu mengisahkan bagaimana dirinya mencari hikmah dari sejumlah cobaan yang dialaminya dan juga Partai Demokrat.
SBY menyebut ada sejumlah ‘sahabat’ yang menjadi khianat dan melukai dirinya. Sahabat yang jadi pengkhianat itu juga melukai orang-orang yang setia atas Partai Demokrat.
“Perbuatan dan perlakuan sejumlah sahabat yang sangat melukaiku juga melukai orang-orang yang setia, mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik yang selama 20 tahun yang aku juga ikut bersamanya. Sesuatu yang tak pernah kubayangkan bawa itu bakal terjadi. Sesuatu yang menabrak akal sehat, etika dan budi pekerti. Juga bertentangan dengan sifat keperwiraan dan kekesatriaan,” kata SBY dalam YouTube-nya, Kamis (18/3).
SBY mengaku tak hendak meratap, atau meminta-minta di luar yang seharusnya. “Aku anak desa yang dibesarkan di tanah Pacitan, yang ketika aku remaja penuh dengan tantangan, baik alam maupun kehidupan,” katanya.
SBY mengisahkan masa lalunya jauh dari kecukupan dan kemudahan. “Aku kerap terbanting dalam duka dan nestapa, meski sekejap pun tak pernah kufur dari rasa syukur. Justru dalam usiaku yang memasuki tujuh dasawarsa ini, aku sering mengalami kesulitan bagaimana caraku berterima kasih kepada Sang Khaliq, yang telah memberiku begitu banyak berkah dan anugerah,” katanya lagi.
Dalam renungannya SBY merasa mendapatkan pencerahan dan solusi dari permasalahan yang tengah dialami. Termasuk terkait partainya yang tengah ‘diobok-obok’.
“Terkadang uang dan kekuasaan menyatu menjelma menjadi kekuatan maha dahsyat yang bisa melindas dan menggila siapa saja, menghalalkan segala cara bukanlah sebuah aib, dan pertanda matinya etika. Suasana seperti itu kalau kau dan para pemimpin partai yang saat ini tengah mencari keadilan mesti berbangga, karena kalian tak tergoda untuk mudah menuduh sembarangan, sifat yang tidak suudzon adalah sifat yang terpuji,” katanya.
SBY meyakini dengan banyaknya dukungan keadilan akan datang meskipun lambat, tapi pasti. “Yakinlah bahwa di negeri ini masih banyak yang berhati mulia, saudara-saudaramu di pinggir-pinggir kota dan di pelosok-pelosok desa, juga ikut berempati dan berdoa ikut merasakan apa yang kau rasakan. Percayalah bahwa para pemegang palu keadilan akan mendapatkan tuntunan Tuhan untuk senantiasa bertindak adil dan benar. Percayalah hukum kehidupan mengajarkan bahwa pada akhirnya kebenaran dan keadilan akan datang datangnya mungkin lambat tapi pasti,” tuturnya. (EP)