Indonesiainside.id, Jakarta – Penulis dan aktivis dakwah Hilmi Firdaus menyatakan, Islam tidak membenarkan bom bunuh diri di negeri damai seperti Indonesia.
“Saya mengutuk keras kejadian ini. Mohon aparat mengusut tuntas dengan transparan agar masyarakat tenang dan tidak menimbulkan fitnah. Damailah Indonesiaku,” katanya di Twitter, menyusul tindakan kekerasan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Dia juga membantah anggapan jika teroris dikaitkan dengan ormas terentu seperti FPI, yang saat ini telah dibubarkan oleh pemerintah. Menurut dia, FPI, alumni 212, atau apa pun yang dilekatkan dengan cap kadrun itu tidak bisa dikaitkan dengan teroris. Alasannya, bisa dibayangkan jika saja aksi 212 dulu yang dihadiri jutaan orang itu melakukan tindakan kekerasan. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran menterinya juga hadir.
“Logikanya bagi kalian yang bilang teroris itu kadrun, atau gampangnya FPI dan alumni 212 deh.. Kalau dulu jutaan orang mau jahat, bayangkan apa yg terjadi? Dulu itu Presiden hadir dan semua aman. Rumput aja gak boleh dirusak, pasangan nasrani dikawal sampai gereja, masa sekarang dibilang ngebom gereja?” katanya.
Dia mengakui, banyak sekali isu dan opini menyesatkan dengan mengaitkan terorisme dengan Islam. Namun, opini itu harus dilawan. “Untuk melawan opini menyesatkan yang selalu menyudutkan Islam setiap kali ada peristiwa bom bunuh diri, maka izinkan saya mengangkat langsung dua tagar: #IslamBukanTeroris #TerorisBukanIslam,” katanya Pengasuh PPA Assa’adah ini.
Dia juga mengutip di Twitternya bahwa Presiden Jokowi menyatakan aksi terorisme tak berkaitan dengan agama. “Saya hanya menyampaikan apa yang pernah Pak @jokowi sampaikan, bahwa terorisme tak ada hubungannya dengan agama. Kenapa saya yang diserang?” kata Owner SIT Daarul Fikri yang juga aktif di Twitter ini. (Aza)