Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota DPR RI, Fadli Zon, menyoroti penghapusan mata kuliah Pancasila dan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah wajib perguruan tinggi. Pengahapusan mata kuliah tersebut menjadi polemik di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Selain itu, Fadli Zon menilai Kemendikbud disusupi oleh pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia menyampaikan hal tersebut merujuk pada pernyataan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia, Hilmar Farid. Dia menilai Hilmar Farid membela sejarah versi PKI.
Hilmar menyebut Orde Baru dan TNI merupakan pihak bersalah. Sementara PKI menjadi korban atas legitimasi pemerintahan Orde Baru. Fadli Zon menilai Hilmar hendak membelokkan sejarah kelam atas kudeta dan pembantaian para Jenderal TNI pada tahun 1965 silam.
“Dalam soal PKI, Dirjen Kebudayaan ini jelas bela sejarah versi PKI, menyalahkan Orde Baru dan TNI. Tak akui PKI lakukan kudeta, malah PKI sebagai korban. Ia tidak sebut G30S/PKI tapi G30S saja, Ia coba menepis penyiksaan terhadap para Jenderal di Lubang Buaya dengan hasil visum. Ia mau belokkan sejarah,” cuit Fadli Zon, Rabu (21/4).
Fadli Zon menulis cuitan tersebut untuk menanggapi unggahan Mustofa Nahrawardaya. Dalam postingan, Mustofa menyebutkan polemik yang terjadi di Kemendikbud Republik Indonesia tidak mengejutkan.
Polemik sudah terjadi di jajaran Kemendikbud sejak lama, merujuk pandangan Hilmar Farid yang menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia. Hilmar menyebut Orde Baru berdiri karena memanipulasi sejarah yang dimulai dengan G30S PKI pada 30 September 1965 silam.
Hilmar menyatakan Partai Komunis Indonesia (PKI) hanya menjadi korban dan dijadikan Soeharto sebagai alat untuk melegitimasi pemerintahan Orde Baru menggantikan Kepemimpinan Soekarno.
“Polemik di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bagi saya, tidak mengagetkan sama sekali. Kalau enggak percaya, silahkan tonton Pandangan Bapak Hilmar Farid yang sekarang menjabat Dirjen Kebudayaan ini, tentang sejarah PKI. Simpan videonya!,” kata dia menyertakan video Hilmar di salah satu akun Youtube, https://www.youtube.com/watch?v=L88tcOue3bo&feature=youtu.be. (Aza)