Indonesiainside.id, Jakarta – Antara 1990 hingga 2002 lalu, kapal selam KRI Nanggala-402 pernah mengalami blackout. Saat itu, blackout terjadi pada jam 12 malam dan menyebabkan posisi kapal selam menukik hingga 45 derajat.
Dalam waktu 10 detik, kata dia, kapal selam turun hingga 90 meter. Semua awak kapal merangkak dan berpegangan pada pintu untuk menuju ke ruangan depan. Alhamdulullah, dalam kondisi tersebut para awak kapal berhasil melakukan tindakan darurat sehingga kapal berhasil muncul ke permukaan.
Pengalaman mencekam itu disampaikan Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto. Dia mengaku pernah mengalami kondisi blackout atau matinya tegangan listrik saat menjadi awak KRI Nanggala-402.
“(Kami awak kapal) merangkak berpegangan pada pintu untuk menuju ke ruangan depan,” jelas dia dalam konferensi pers pada Selasa (27/4).
Danseskoal mengaku bertugas di KRI Nanggala-402 pada 1990 hingga 2002 lalu. Dia dan awak lainnya berhasil melakukan tindakan darurat sehingga kapal berhasil muncul ke permukaan. Saat itu blackout terjadi, kata dia, karena putus atau rusaknya salah satu fuse atau sekring.
Sebelumnya, KRI Nanggala-402 yang sedang melaksanakan latihan penembakan torpedo di perairan Bali hilang kontak pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIT. Sempat muncul dugaan awal hilangnya KRI Nanggala saat itu karena ‘blackout’ atau matinya tegangan listrik di kapal. (Aza/AA)