Indonesiainside.id, Jakarta – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono megatakan, tragedi KRI Nanggala-402 merupakan catatan kelam dalam sejarah TNI Angkatan Laut khususnya bagi keluarga besar kapal selam atau Korps Hiu Kencana.
KSAL berterima kasih kepada negara-negara sahabat dan angkatan laut dunia internasional yang membantu pencarian KRI Nanggala-402. Dalam sambutannya pada acara tabur bunga KRI Nanggala-402 di Laut Bali, Yudo juga menyampaikan penghargaannya kepada instansi dari pemerintah serta seluruh lapisan masyarakat yang membantu operasi itu.
“Kita semua berharap agar kecelakaan ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” ujar Yudo pada Jumat.
Dia memastikan TNI AL akan memperbaiki agar pelaksanaan tugas-tugas operasi dan latihan ke depan bisa berjalan aman dan selamat.
Sebelumnya, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali pada Rabu dini hari ketika latihan penembakan torpedo. Sejumlah negara mengirimkan bantuan untuk melakukan pencarian kapal selam yang dibuat tahun 1977 itu.
Negara tersebut di antaranya Singapura yang mengirimkan kapal penyelamat kapal selam MV Swift Resque. Malaysia juga mengirimkan satu kapal penyelamat kapal selam yakni MV Mega Bakti.
Australia mengirimkan dua kapal yakni HMAS Ballarat kapal perang jenis frigate dan HMAS Sirius kapal pendukung logistik dan bahan bakar. Amerika Serikat mengirimkan pesawat anti-kapal selam dan intelijen P-8 Poseidon serta India yang mengirimkan kapal selam penyelamat atau DSRV.
Setelah lima hari melakukan pencarian, KRI Nanggala-402 ditemukan oleh ROV atau robot bawah laut milik Singapura di kedalaman 839 meter. KRI Nanggala-402 ditemukan terbelah menjadi tiga bagian dan 53 awak kapal pun dinyatakan gugur. (Aza/AA)