Indonesiainside.id, Jakarta – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan bakal mengevaluasi kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI saat ini menyusul tenggelamnya KRI Nanggala-402.
Saat rapat kerja dengan Komisi I DPR membahas tenggelamnya KRI Nanggala-402, Hadi mengatakan insiden tersebut merupakan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi khususnya kapal selam yang dimiliki TNI Angkatan Laut.
Kejadian yang menyebabkan gugurnya 53 prajurit TNI itu, kata dia, menentukan langkah TNI untuk melakukan modernisasi alutsista. “Insiden ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua,” jelas Panglima TNI di Gedung MPR/DPR RI pada Kamis (6/5).
Sementara itu Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono memastikan KRI Nanggala-402 telah menjalani perawatan rutin setiap tahunnya. Yudo mengatakan setelah menjalani perbaikan atau overhaul di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan pada 2012 lalu, KRI Nanggala hingga 2021 menjalani perawatan tingkat menengah.
Tidak hanya perawatan, KRI Nanggala-402 juga rutin menjalani latihan di antaranya melakukan penembakan torpedo. “Latihan penembakan torpedo SUT baik kepala latihan maupun kepala perang sudah 17 kali dan 2 kali melaksanakan penembakan kepala Perang,” kata Yudo di Gedung MPR/DPR RI.
Sebelumnya, KRI Nanggala-402 yang sedang melaksanakan latihan penembakan torpedo di perairan Bali hilang kontak pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIT. Setelah beberapa hari pencarian, KRI Nanggala ditemukan terbelah menjadi tiga bagian. Sebanyak 53 awak kapal itu dinyatakan gugur oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. (Aza/AA)