Indonesiainside.id, Jakarta – Prabowo Subianto masih digdaya dalam survei elektabilitas calon presiden. Ketua Umum Gerindra itu menjadi satu-satunya pimpinan parpol yang berpotensi maju Pilpres 2024.
Hal ini terbukti dalam hasil kajian lembaga survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) yang baru saja merilis elektabilitas ketua umum masing-masing partai.
Posisi menteri pertahanan Prabowo Subianto masih yang teratas. Jauh meninggalkan ketua umum parpol lainnya. Elektabilitasnya mencapai 37,92 persen disusul Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri sebesar 10,78 persen.
Keduanya, Megawati dan Prabowo, sama-sama pernah bersama maju sebagai calon presiden pada tahun 2009. Namun pasangan itu gagal menduduki kursi RI 1.
Di sisi lain, kini anggota BPIP Megawati Soekarnoputri sudah tidak mungkin lagi maju pilpres karena faktor usia.
Menyusul keduanya adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan raihan 8,89 persen. AHY adalah ketua umum partai termuda yang sukses meraup elektabilitas tinggi meninggalkan ketua umum parpol lainnya.
Elektabilitas AHY kemungkinan didukung oleh berbagai prestasi yang ditunjukkannya selama memimpin demokrat. AHY juga dekat dengan berbagai kalangan dan merupakan representasi dari generasi milenial dan kaum muda.
Selanjutnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan raupan 8,27 persen, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh 6,78 persen, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar 6,36 persen.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Syaikhu 6,01 persen, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sebesar 3,31 persen, dan paling buncit adalag Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa 0,99 persen.
Survei ini dilakukan pada akhir April hingga awal Mei 2021 dengan responden acak 1.200 orang dari 34 provinsi di Indonesia. Metode survei yang dilakukan adalah multistage random sampling, dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Selain itu dalam survei ini ARSC juga menyoroti tentang wacana presiden menjabat tiga periode. Mayoritas responden menjawab tidak setuju, yaitu sebesar 69,50 persen, yang setuju 28,68 persen dan yang tidak tahu 1,49 persen, tidak menjawab 0,33 persen.(EP)