Indonesiainside.id, Yogyakarta–Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005, Ahmad Syafii Maarif, mengatakan sosok Muhadjir Effendy sudah dikenal banyak kalangan jauh sebelum menjadi Menko PMK. Hal ini disampaikan Syafii Maarif saat ulang tahun ke-65, Profesor Muhadjir Effendi.
“Saya mengucapkkan selamat, ya kepada sahabat saya, Profesor Muhadjir Effendy dalam ulang tahun yang ke-65. Saya kenal sudah cukup lama sejak beliau dulu menjadi Rektor III di UM Malang. Kemudian menjadi rektor selama empat periode,” ujar Syafii dikutip laman resmi Muhammadiyah, Ahad (1/8).
Dalam acara “65 Tahun Prof. Muhadjir Effendy, Merawat Matahari” yang diselenggarakan oleh Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB) Syafii mengakui peran Muhadjir dalam membesarkan kampus Universitas Muhammdiyah Malang. Menurut Syafii, di samping sebagai kader almarhum Malik Fadjar, Muhadjir Effendy merupakan sosok gigih dan tangguh.
“Dari UM Malang ini sudah dua menjadi menteri ya, pak Malik almarhum, sahabat kita dan kemudian diteruskan oleh pak Muhadjir. Dan siapa tahu nanti, ya pada tahun-tahun yang akan datang masih banyak juga orang Muhammadiyah masuk dalam kabinet dan itu banyak tergantung juga pada Muhammadiyah-nya,” ungkap Syafii.
Syafii menilai Muhammadiyah memang agak gagap dalam dunia politik. Hal ini, lanjutnya, dikarenakan Muhammadiyah dirancang bukan untuk mengurus negara, tetapi mengurus bangsa.
“Mengurus negara itu kan konsep politik, ya. Politik kita tahu lah, ya. Politik itu dua tambah dua itu bisa tujuh bisa berapa gitu ya atau tiga dan segala macam. Kalau bangsa itu kan konsep kultural. Itu bedanya,” jelas nya. “Kalau Muhammadiyah ini mau jadi pembantu terus-menerus, ya itu pilihan,” tambahnya.
Muhammadiyah, kaya Syafii tidak dikaitkan dengan anggaran dasarnya: gerakan Islam, gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Tapi Muhammadiyah juga banyak mengambil ‘politik tinggi’, politik yang lebih bermoral. (NE)