Indonesiainside.id, Diarbakir–Sebanyak 782 granat era Perang Dunia I ditemukan selama penggalian arkeologi yang dilakukan di sebuah situs bersejarah di tenggara Turki. Granat itu ditemukan di Amida Mound, atau Amida Hoyuk – juga dikenal sebagai pusat provinsi Diyarbakir – yang terletak di distrik bersejarah Sur, lapor Anadolu Agency.
Daerah ini pernah menjadi pusat peradaban seperti Hurri-Mitanni, Urartian, Assyria, Media, Persia, Tigrants, Great Kingdom, Romawi, Sassanid, Byzantium, Umayyah, Abbasiyah, Safawi, Ayyubiyah, Marwan, Seljuk, Ottoman, dan Artuqid dinasti.
Profesor Irfan Yildiz dari Dicle University yang memimpin operasi penggalian mengatakan timnya menemukan sesuatu yang mengejutkan setiap hari. Granat itu ditemukan di daerah di mana ulama Islam terkenal Syeikh Ismail Al-Jazari telah melakukan penelitian ilmiahnya, katanya.
Al-Jazari, seorang bijak dan jenius yang lahir pada abad ke-12 dan meninggal pada awal abad ke-13, mencetuskan ilmu siber dan robotika dengan penemuannya selama berabad-abad dan memengaruhi sistem mesin uap modern.
Menurut Anadolu Agency, Yildiz mengatakan bahwa pada 29 Juli, peluru milik era Ottoman juga ditemukan di bagian barat laut tembok Amida Mound. “Setelah dua hari penggalian, semua amunisi telah dikeluarkan. Dapat dipahami bahwa amunisi itu digunakan oleh Ottoman dan sekutu mereka dalam Perang Dunia I,” katanya, seraya menambahkan bahwa granat berasal dari Khilafah Utsmaniyyah (Ottoman), Inggris dan Jerman.
Dia mengatakan polisi mengambil granat untuk diperiksa. “Setelah dilakukan pemeriksaan, beberapa bom yang sudah diledakkan akan diserahkan kepada kami dan dipajang di museum, sisanya akan dimusnahkan,” ujarnya.
Yildiz mengatakan peluru itu ditanam di dalam dinding batu dan ditutupi dengan batu rakit. “Diyarbakir adalah pusat penting dalam Perang Dunia I, sebagai markas Korps ke-13. Kami berpendapat bahwa senjata yang tidak ingin dikirim setelah Gencatan Senjata Mudros (ditandatangani pada 30 Oktober 1918, setelah Perang Dunia 1) ditanam di sini.” katanya. (NE)