Indonesiainside.id, Jakarta – Berdasarkan data salah satu lembaga studi independen, bidang studi bioteknologi kesehatan belum terlalu diminati oleh lulusan setingkat SLTA atau SMA di Indonesia. Menurut Pfizer Indonesia, inilah tantangan utama yang dihadapi khususnya di bidang bioteknologi kesehatan.
Direktur Kebijakan dan Hubungan Masyarakat Pfizer Indonesia, Bambang Chriswanto mengungkapkan, para siswa masih memiliki pemikiran bahwa dengan mempelajari bidang bioteknologi tidak memiliki potensi dan kurang menarik minat mereka. Karena itu, pihak terkait perlu menggalakkan sosialisasi program bidang studi bioteknologi kesehatan kepada siswa yang akan masuk ke perguruan tinggi.
“Kita percaya dengan sosialisasi, peran dan transformasi perguruan tinggi yg didukung dengan industri, kemudian konteks pandemi pada saat ini kami berharap memberikan momentum segar yang baru kepada calon mahasiswa untuk mengikuti bidang studi ini di universitas negeri atau swasta,” katanya dalam media briefing “Peluncuran Pfizer Biotech Fellowship” secara daring di Jakarta, Selasa (10/8).
Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI) Dr. ret. nat. Sulistyo Emantoko mengungkapkan, tantangan selanjutnya adalah mahasiswa bioteknologi perlu lebih mengetahui masalah-masalah nyata yang terjadi di lapangan.
“Sudah sangat banyak penelitian. Satu hal, makanya saya sangat mendukung bagaimana peneliti atau insan yang tergerak di kuliah ini bisa tergantung pada masalah industri yang memiliki masalah riil tentang apa-apa yang terjadi di lapangan terhubung dengan bioteknologi kesehatan,” kata Sulistyo.
Tingkat pengetahuan bioteknologi di Indonesia saat ini sudah sangat luas. Namun, hal yang diperlukan adalah mengetahui masalah riil yang sedang terjadi di industri, sehingga setiap pihak bisa mengembangkan pemikiran dan berkolaborasi lebih dalam dengan industri.
Menanggapi masalah tersebut, ia menyarankan supaya mahasiswa yang berada di program studi bioteknologi untuk memperpanjang masa magang agar dapat merasakan semua kegiatan dalam bidang tersebut.
“Katakanlah bisa magang industri biasanya yang satu sampai dua bulan ,bisa diperpanjang menjadi enam bulan, melakukan semua pekerjaan di industri seperti ini. Diharapkan mereka tahu masalah riil juga teknologi kesehatan yang ada di industri,” kata dia. (Aza/Ant)