Indonesiainside.id, Jakarta – Pemerintah mulai merencanakan program untuk bantuan bagi anak-anak yatim atau yatim piatu dari bayi lima tahun (balita) hingga usai SMA. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya tengah menggarap konsep untuk membantu anak-anak yatim.
Berdasarkan data sementara, dia mencatat setidaknya terdapat 4 juta anak yatim di Indonesia dan belum termasuk tambahan dari korban pandemi Covid-19. Namun, realisasi bantuan untuk anak yatim tersebut baru akan disalurkan pada tahun 2022. Menurut Risma, penerapan dari konsep tersebut bukan hal yang mudah sehingga perlu melibatkan berbagai pihak.
“Tidak mudah dalam implementasinya, harus ada landasan hukum dan anggaran dalam praktik di lapangan,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/8).
Adapun untuk jenis program, model, serta anggaran, menurut dia, saat ini sedang dibahas dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dia menjelaskan anak yatim mulai balita hingga SMA nantinya mendapatkan bantuan dengan nominal yang berbeda. Mekanisme dan besaran bantuan akan disampaikan setelah ada keputusan.
“Jumlah ril dari anak yatim itu sudah kita mintakan kepada pemda, termasuk juga dari balai-balai, yayasan, pondok pesantren dan lain sebagainya,” ujar Risma.
Setidaknya belasan ribuan anak di Indonesia diperkirakan menjadi yatim piatu akibat orang tua mereka meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Kanya Eka Santi mengatakan masih mendata jumlah pasti anak-anak yang kehilangan orang tua mereka akibat Covid-19 untuk penanganan lebih lanjut. Dari angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang melampaui 100 ribu kasus, Kanya mengatakan ada sekitar 17 persen yang berusia 25 hingga 40 tahun dan diperkirakan memiliki anak.
“Dari data itu saja sudah belasan ribu anak yang diperkirakan kehilangan orang tuanya, itu pun estimasi kasar dan baru kalau satu keluarga dihitung hanya satu anak,” kata Kanya kepada Anadolu Agency, pekan lalu. (Aza/Anadolu Agency)