Indonesiainside.id, Yogyakarta–Untuk menghadapi pandemi Covid-19, pemerintah menggalakkan program vaksinasi nasional. Vaksin yang akan didistribusikan tentu memiliki tantangan, sebab harus dijaga dengan suhu 2-8oC sampai ke tempat dilaksanakannya vaksinasi.
Apalagi jika vaksin harus didistribusikan ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Lima orang mahasiswa UGM tertantang mengembangkan alat penyimpanan vaksin Covid-19 yang dapat menyimpan vaksin tetap aman sampai ke daerah terpencil sekalipun.
Alat tersebut diberi nama Smart Vaccine Tube. Bentuknya kotak ringan yang dapat digendong/disandang layaknya tas.
Pengembangan alat tersebut diketahui masuk dalam program PKM-KC yang berhasil mendapat pendanaan penuh dari Kemdikbud Ristek tahun 2021 ini. Pengembangan alat ini dilakukan oleh Muhammad Rizqiansyah (Teknik Fisika 2018), Ananda Fikri Nugroho (Teknik Fisika 2018), Devara Zain Al Adid (Teknik Elektro 2018), Kaninda Khairunnisa (Teknik Fisika 2019), dan Fauzian Sekar Indrasyah (Farmasi 2019).
“Tujuannya alat penyimpanan vaksin ini (agar) dapat mempercepat akselerasi program vaksinasional terutama ke daerah terpencil, seperti daerah 3T. Harapannya jumlah target sasaran vaksinasi di Indonesia bisa tercapai dan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) dalam waktu dekat sehingga semuanya bisa normal kembali,” ungkap Muhammad Rizqiansyah, ketua tim, dikutip laman ugm.ac.id Selasa, (31/8).
Smart Vaccine Tube ada alat berbasis dari teknologi superthermos. Dengan menggunakan bahan berupa aluminium bubble foil dan sterofoam, Smart Vaccine Tube dirancang memiliki empat layer (lapisan) dari luar.
Suhu dalam kotak didinginkan menggunakan peltier. Pada bagian atas, penutup luar, terdapat LCD dan indikator LED yang berfungsi untuk memonitoring temperatur dalam kotak.
Indikator LED tersebut akan bewarna hijau jika temperatur dalam kotak berada diantara 2,5-7,5oC. Bewarna kuning jika temperatur berada diantara 2-2,5oC atau 7,5-8oC, sedang warna merah jika temperatur dalam kotak di luar suhu 2-8oC.
Dalam Smart Vaccine Tube pun terdapat wadah vaksin (dibuat dengan menggunakan teknologi 3D printing) yang berfungsi sebagai dudukan vaksin agar terhindar dari goncangan selama pendistribusian. Perlu diketahui juga, pembuatan Smart Vaccine Tube ini menghabiskan biaya yang terjangkau dengan karakteristik penyimpanan cukup lama sekaligus hemat energi.
Mengutip data resmi Kementrian Kesehatan RI, sasaran vaksinasi lebih kurang 208 juta penduduk. Per 31 Agustus 2021, vaksinasi dosis 1 baru terlaksana 30% atau sekitar 60 juta. Sedangkan, vaksinasi dosis 2 baru tercapai 17% atau sekitar 35 juta. (NE)