Indonesiainside.id, Yogyakarta–Alga cokelat yang keberadaannya cukup melimpah di Indonesia diidentifikasi sebagai sumber senyawa bioaktif yang beragam dan memiliki potensi yang baik dalam bidang farmasi serta biomedis. Alga jenis ini banyak diteliti karena efek medisinal dari komponen aktifnya yang meliputi carotenoid, fucoidan, dan phlorotannin.
Baru-baru ini mahasiswa UGM telah melakukan penelitian keberadaan alga cokelat. Setelah dilakukan pengelompokan beberapa senyawa aktif dari bahan tersebut sesuai dengan potensi inhibisi, diperoleh tiga kandidat yaitu eckol, 2-phloroeckol, dan dieckol yang digunakan dalam proses interaksi dengan protein target menggunakan metode molecular docking.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi molecular docking molekul berhasil dilakukan dalam menghambat protein target 3CLPro SARS-CoV-2 dengan ligan kandidat yang meliputi eckol, 2-phloroeckol, dan dieckol menunjukkan afinitas tinggi terhadap binding pocket 3CLprotease SARS-CoV-2. Free binding energy minimum yang diperoleh dari hasil redocking meliputi, -3,15 kkal/mol; -4,80; dan -6,94 kkal/mol.
Dieckol memiliki free binding energy minimum, yaitu -6,94 kkal/mol, sehingga dapat dijadikan sebagai obat yang memiliki kesesuian dengan obat antiviral dan antimalaria yang ada. “Dieckol memiliki aktivitas inhibisi yang sangat baik, bukan hanya itu kami pun melakukan analisis dengan melakukan penyesuaian ikatan yang terlibat dengan obat antiviral dan anti malaria yang ada. Terjadi kemiripan yang merepresentasikan bahwa senyawa aktif tersebut dapat diteliti lebih lanjut dengan melakukan uji pre-klinis dalam memantau aktivitas inhibisi,” kata Ketua tim peneliti, Mumu Mujtahid Fatwa.
Menurut Mumu, manfaat Alga coklat diketahui memiliki senyawa aktif yang bisa menghambat (menginhibisi) proses replikasi virus. “Kami melakukan penelitian dengan simulasi interaksi senyawa aktif alga coklat dengan protein Covid-19 dengan metode docking,” katanya dikutip laman resmi ugm.ac.id, Rabu (22/9).
Dalam penelitian ini Mumu dibantu rekan satu fakultasnya di MIPA UGM yakni; Lusiana Dwi Setiya Rini, Anadea Salsabilla Rahma, serta Kintan. Mereka tergerak meneliti alga coklat sebagai antivirus berawal dari keprihatinan akan wabah Covid-19 yang tak kunjung mereda, bahkan terus bermutasi dan memunculkan varian baru.
Sementara dari penelitian terdahulu mengenai bahan alam ecklonia cava atau ganggang coklat memiliki senyawa aktif yang dapat menginhibisi proses replikasi dikarenakan terjadi interaksi dengan enzim 3CL(Pro) dari virus SARS-CoV. “Mengetahui terjadi persamaan susunan enzim dari SARS-CoV dengan SARS-CoV-2 kami melakukan studi interaksi senyawa aktif dari ecklonia cava dengan protein target SARS-CoV-2 menggunakan metode molecular docking,” terangnya.
Mereka meneliti di bawah bimbingan Mokhammad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng. (NE)