Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) meminta umat Islam untuk mendukung dan memajukan ekonomi syariah. Hal ini karena hingga kini ekonomi umat belum maju, padahal Indonesia mayoritas muslim.
Hal ini dilihat dari laporan tentang tingkat kekuatan (wealth) ekonomi masyarakat. Dari sepuluh orang kaya yang ada di Indonesia, hanya satu yang beragama Islam.
“Lihat dari 10 nama orang kaya di Indonesia, paling banyak hanya ada satu orang yang muslim, tapi lainnya nonmuslim,” kata Jusuf Kalla dalam kegiatan Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW secara daring di Masjid Istiqlal, Selasa (19/10).
Sebaliknya jika ada 100 orang miskin di Tanah Air, maka sebagian besar yang berada dalam kondisi kekurangan itu adalah umat Islam.
“Kalau ada 100 orang miskin, saya kira 90 persennya itu umat Islam,” sambung JK.
Menurut JK, hal itu merupakan dampak dari ekonomi umat yang tidak maju. Karenanya, umat Islam hendaknya menghindarkan diri dari pikiran sempit soal ekonomi syariah.
“Ekonomi Islam itu bagian dari muamalah. Pasar, mal semuanya halal kalau dia tidak menjual barang-barang yang melanggar syariah. Jadi jangan menutup diri terlalu keras sehingga syariah itu seperti memandang perbankan,” kata JK.
Mantan wakil presiden RI ini kemudian mencontohkan, bank apa yang paling syariah menjalankan operasionalnya.
“Saya yakin seperti BSI pasti ingin nanti seperti itu. Tapi Sofbank adalah bank terbesar yang menjalankan syariah karena mereka melakukan sistem bagi hasil kepada pemegang saham,” katanya.
Ditambahkannya, kegiatan ekonomi yang tidak haram berarti halal atau sesuai dengan syariah.(Nto)