Indonesiainside.id, Jakarta – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud menyatakan bahwa aksi demonstrasi merupakan kritik untuk membangun bangsa. Dia mengibaratkan kritik seperti halnya vaksin Covid-19. Aksi demo atau kritik yang dilakukan oleh siapa pun harus bersifat atau bertujuan untuk membangun.
“Kritik yang membangun adalah ‘Annaqdu Laisa Al Khidqu’. Kritik adalah untuk memperbaiki, bukan untuk membenci, “tegasnya, dikutip dari mui.gi.id, Kamis (13/4/2022).
Dalam penyampaian argumennya tersebut, Kiai Marsudi mengutip kisah salah satu khalifah, yakni Sayyidina Abu Bakar Shidiq. Sebagaimana Sayyidina Abu Bakar Shidiq setelah diangkat menjadi khalifah, beliau membuka ruang untuk dikritik.
“Saat menjadi khalifah, dalam pidato pertamanya Sayyidina Abu Bakar menyampaikan: ‘Wahai manusia, sungguh aku telah didaulat sebagai pemimpin atas kalian, akan tetapi aku bukanlah manusia terbaik di antara kalian, bila aku membuat kebijakan yang baik, maka dukunglah aku, jika aku bersikap buruk (tidak sesuai aturan /Undang Undang) maka luruskanlah aku, ” ujar beliau saat mengutip kisah kepemimpinan khalifah Sayyidina Abu Bakar Shidiq. (Aza)