Oleh : Achmad Khoirul Anam |
Hasil penelitian para ahli di UGM, Jawa Barat merupakan wilayah basis golput dominan, yakni 21,60 persen.
Indonesiainside.id, Yogyakarta – Penelitian Laboratorium Big Data Analytics Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan, angka golput masih sangat tinggi.
Hasil penelitian Big Data Analytics UGM, tingginya golput atau sikap untuk tidak menggunakan hak suara dalam pemilu 2019, dilatarbelakangi berbagai alasan.
Dan berdasarkan geografis, Jawa Barat menunjukkan angka golput yang dominan mencapi 21,60%.
Data tersebut diperoleh melalui percakapan di dalam media sosial twitter dan pemberitaan di 200 lebih media online. Analisis pemilih di media sosial dilakukan dalam rentang 27 Januari hingga 19 Februari 2019.
“Isu golput berdasarkan sebaran geografis cenderung bersifat Jawa sentris. Analisis data twitter menunjukkan Jawa Barat 21,60%, DKI Jakarta 14,94%, dan Jawa Timur 14,64% merupakan daerah dengan percakapan isu golput terbanyak dibanding daerah lain,” jelas Dosen DPP Arya Budi, di Digilib UGM, Senin (25/2/2019).
Sementara pemetaan isu berdasarkan pergerakan waktu menunjukkan pembicaraan dan isu golput yang massif. Hal tersebut ditandai percakapan di atas 500 dibanding dari yang lain yang rata-rata di bawah 50 percakapan.
“Akun dengan jumlah pengikut ribuan atau jutaan secara sengaja memulai perbincangan, ini bahkan dari media massa yang punya akun tersebut. Massifnya isu golput di media sosial juga karena terjadi momentum politik,” ungkap Arya.
Selain itu, dari total percakapan tentang golput sebanyak 2840, ditemukan 9,5% percakapan untuk mengampanyekan golput.
“Bisa dikatakan, 1 dari 10 percakapan tentang golput adalah percakapan untuk mengampanyekan golput. Bahkan ada akun khusus yang dibuat untuk berkampanye golput,” terangnya. (SUG/Aza/INI-Network)