Oleh: Jee Jaini |
Kepala sekolah hendaknya dari sosok yang peduli pada pencegahan radikalisme.
Indonesiainside.id, Surabaya – Salah satu keinginan yang dibawa Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menemui para ulama di PWNU Jatim pada Senin (25/2) adalah menangkal radikalisme di sekolah.
Maka, salah satu peran strategis yang diharapkan dari NU adalah menghadapi tantangan ideologi. “Bersama Dinas Pendidikan Jatim, NU diharapkan memberikan peran yang lebih strategis dan fokus,” ujarnya.
Menurut dia, munculnya pikiran-pikiran modernisasi dan toleransi dapat dibangun bersama dengan penguatan spiritual dan religus. Para generasi muda pun diajak memahami keberagaman dalam harmoni kehidupan.
Menanggapi keinginan itu, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengajak semua pihak termasuk Pemprov Jatim harus bekerja sama. Jangan sampai ideologi radikal terus berkembang, apalagi di sekolah.
Menurut Marzuki Mustamar, peran kepala sekolah serta instansi pendidikan sangat vital untuk menangkal radikalisme di lembaga pendidikan. “Mari bersama mengawasi dan menangani. Jangan sampai masjid dan sekolah dipakai untuk netesno (mengembangbiakkan) radikalisme,” ungkapnya.
Karena itu, Marzuki meminta kepala sekolah tidak hanya memburu prestasi sekolah. Justru sekolah harus care terhadap anak didik. “Jangan hanya mengejar akreditasi,” pesannya.
Sebaliknya, ia pun memberikan pesan kepada Pemprov Jatim. Saat pengangkatan kepala sekolah, harus ada kriteria khusus tentang radikalisme. Misalnya, promosi kepala sekolah dari sosok yang peduli penanganan radikalisme.
“Saya minta dengan sangat itu diterapkan. Yang penting nasionalis. Meski kepala sekolahnya kurang pintar, tidak masalah,” ujarnya. (Lin/Aza/INI-Network)