Oleh : Suyono Sugondo |
Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta – Jawa Tengah, kembali meluncurkan awan panas guguran siang ini. Luncuran awan panas tidak terekam CCTV karena cuaca berkabut.
Indonesiainside.id, Yogyakarta — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekhnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan terjadinya luncuran awan panas guguran yang berpotensi menimbulkan hujan abu di lereng Gunung Merapi, di Wilayah Yogyakarta–Jawa Tengah. Namun, luncuran awan panas tidak terlihat karena kondisi cuara berkabut.
“Telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi pada ( 25/2) pukul 11.24 WIB dengan durasi 110 detik, jarak luncur 1100 meter, dan arah ke Kali Gendol,” demikian rilis terbaru BPPTKG lewat akun resmi di Twitter @BPPTGK, Senin (25/2).
Awan panas tidak teramati dari CCTV karena cuaca berkabut. Awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu, sehingga Warga Merapi diharap tetap tenang serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
Awan panas siang ini, terjadi setelah beberapa hari Gunung Merapi tampak tenang, tanpa luncuran awan panas maupun guguran lava.
Sedang pantauan BPPTKG Yogyakarta, sepanjang pagi pukul 00.00 – 06.00 WIB, berdasarkan data seismik terjadi 4 kali gempa guguran dengan durani antara 23 – 75 detik.
Laporan pengamatan guguran Gunung Merapi tanggal 25/02/2019 periode 00.00-06.00 WIB. Berdasarkan data seismik, terekam 4 kali gempa guguran dengan durasi 23-75 detik. (Sug/Aza/INI-Network)