Oleh: Azhar A Pawennay |
Konflik gajah liar dan manusia terjadi pekan lalu. Kawanan gajah itu mengamuk di lahan perkebunan dan persawahan warga karena habitatnya dibabat jadi lahan pertanian.
Indonesiainside.id, Banda Aceh – Kawanan gajah liar hingga kini masih berkeliaran di pemukiman warga di Pidie, Aceh, karena habitatnya diganggu. Bahkan kawanan gajah liar itu sempat mengamuk akibat alih fungsi lahan oleh masyarakat setempat.
Pemukiman penduduk menjadi sasaran dalam mencari makanan di empat gampong (desa), Kabupaten Pidie, Aceh.
“Di empat gampong, yakni Pulo Lhoih dan Keune di Geumpang, serta Alue Calong dan Lhok Keutapang di Tangse,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Selasa (26/2).
Ia mengaku, konflik gajah liar dan manusia ini terjadi pekan lalu dengan menjadikan lahan perkebunan dan persawahan warga setempat sebagai sasaran amukan hewan berbelalai panjang tersebut.
Pemerintah setempat telah memberikan bantuan berupa petasan kepada kelompok masyarakat di empat gampong tersebut guna menghalau gajah liar demi menjaga lahan pertanian, terutama di malam hari.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie juga berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk melakukan penanganan, termasuk mengusir hewan bertubuh tambun yang memiliki daya ingat kuat ini kembali ke dalam hutan.
“Akibat konflik ini, belum menimbulkan korban jiwa baik anak-anak maupun dewasa. Walau kawanan gajah ini, masih berkeliaran di dekat lahan-lahan pertanian milik penduduk,” ujar Dadek.
Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Lhokseumawe, Dedi Irvansyah mengatakan, populasi gajah Sumatera liar, baik di wilayah Utara, Timur maupun Barat-Selatan di Aceh diperkirakan cuma tinggal sekitar 800 ekor.
“Jumlah tersebut meningkat sekitar 10 persen dari 2018. Hal itu dikarenakan terlihat anak gajah di dalam kelompoknya masing-masing,” katanya.
Satwa yang dilindungi dengan nama latin Elephas Maximus Sumatranus di provinsi paling Barat di Indonesia ini tersebar di beberapa daerah, akibat memiliki habitat yang selalu dilintasi setiap tahun dalam mencari makanan.
Dia merujuk Aceh Timur dan Tamiang sendiri terdapat sekitar empat sampai lima kelompok kawanan gajah, sedangkan Aceh Utara ada tiga kelompok, dan Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen diperkirakan sekitar empat kelompok. Sedangkan, Pidie Jaya dan Pidie terdapat dua kelompok.
“Yang terpantau kita di beberapa wilayah tersebut, ada beberapa kelompok gajah. Dalam satu kelompok kawanan gajah ini berjumlah mulai dari 15 hingga 20 ekor lebih,” katanya. (Aza/Ant)