Oleh: Arif S I
Upaya penting lainnya adalah mengubah pola pikir masyarakat yang masih konvensional dan memandang, bahwa KB menjadi urusan wanita.
IndonesiaInside.id, Ambon – Para pria di Ambon, Maluku ternyata kian sadar ikut keluarga berencana (KB). Indikasi itu diutarakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, Welly Patty.
“Partisipasi laki-laki dalam mengikuti program KB melalui metode operasi pria (MOP) meningkat setiap tahun,” katanya di Ambon, Rabu (13/3/2019). Ia menjelaskan, dari data DPPKB, jumlah pria yang mengikuti MOP meningkat setiap tahun.
Pada 2017 sebanyak 98 orang ikut program MOP. Lalu pada 2018 meningkat jadi 108 orang. Pelbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan program KB melalui pemakaian kontrasepsi bagi pria.
Sistem jemput bola MOP, jelas dia, dilakukan secara berkala dengan melibatkan mobil pelayanan dan dokter yang melakukan operasi. Saat operasi, minimal ada tiga akseptor yang melakukan operasi.
Upaya penting lainnya, paparnya, adalah mengubah pola pikir masyarakat yang masih konvensional dan memandang, bahwa KB menjadi urusan wanita. “Sosialisasi dan penyuluhan kami lakukan secara merata dengan mengimbau para akseptor melalui sistem jemput bola untuk memberikan penyuluhan agar laki-laki juga mau mengikuti MOP,” ujarnya.
Cara lain yang dilakukan adalah mengajak motivator KB pria Kota Ambon, Christian Fobyan Thenu (warga Kusu-Kusu), untuk menjadi contoh dan teladan dalam kepesertaan ber-KB. Kehadiran motivator KB pria ini diharapkan dapat membagi pengalaman luas pada masyarakat.
Ia berpendapat, cara ini cukup efektif. “Motivator KB pria dapat memberikan dorongan yang besar terhadap kesertaan ber-KB pria dengan cara memberikan informasi, memotivasi, dan mengajak sesama pria untuk menjadi peserta KB, khususnya metode vasektomi,” katanya.
Welly menambahkan, pengetahuan pria tentang kesehatan reproduksi dan KB menjadi fokus penting agar mereka mengerti dan memahami perannya di dalam keluarga, kesetaraan dan keadilan gender dalam KB dan kesehatan reproduksi harus meningkat. Dia mengajak masyarakat untuk membangkitkan kesadaran, bahwa kesehatan reproduksi bukan hanya tanggung jawab istri tetapi juga suami. (AS)