Oleh: Suyono Sugondo |
Indonesiainside.id, Kulonprogo – Bandara baru Yogyakarta atau New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) sudah siap digunakan. Namun, penggunaan bandara berkonsep modern dan mewah ini masih harus menunggu hasil verifikasi Dirjen Perhubungan Udara.
Proses verifikasi oleh tim Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menilai kelayakan operasi bandara NYIA. Hasil penilaiannya menjadi dasar untuk mengetahui kapan operasi minimumnya bisa dimulai.
“Nanti tergantung hasil penilaian Kemenhub. Bisa mandatory (melalui perbaikan terlebih dulu) atau ada rekomendasi (dioperasikan sambil perbaikan). Kami berusaha menyelesaikan semua standard operasinya,” kata General Manager PT Angkasa Pura I, Agus Pandu Purnama, kepada INI Network di Kulonprogo, Kamis (14/3).
Secara teknis, bandara yang berlokasi di Temon, Kabupaten Kulonprogo, itu
sudah siap untuk pendaratan pesawat berbadan sempit (narrow body aircraft). Konstruksi dan pengaspalan lapis awal landasan pacu (runway) bandara sudah selesai.
Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Taochid Purnama Hadi mengatakan operasi minimum penerbangan internasional April nanti sudah mencapai sekitar 82 persen. Sedangkan secara keseluruhan untuk mengejar operasional penuh (full operation), progresnya baru sekitar 37 persen.
Misalnya, Fasilitas airside (sisi udara) serta landside (sisi darat) NYIA saat ini sudah hampir rampung. Pada sisi udara, landasan pacu sepanjang 3.250 meter berikut dua buah paralel taxiway (jalur landas hubung pesawat) berikut rapid exit, hingga apron (area parkir pesawat) sudah selesai, dan tinggal penyempurnaan.
Landasan sudah bisa menerima beban dari pesawat narrow body seperti Boeing 737 dan Airbus A320 seperti di Bandara Adisucipto Yogyakarta. Pada saat masa operasi terbatas nanti, apron NYIA mampu menampung hingga 9 unit pesawat secara bersamaan di depan terminal internasional.
Jumlah ini sudah mendekati kapasitas apron dan parking stand bandara Adisucipto yang terbatas hanya 11 buah pesawat.
Touchid Purnama Hadi, mengatakan NYIA ketika sudah beroperasi penuh pada akhir tahun ini bisa menampung hingga 23 pesawat.
“Untuk kenyamanan dan keselamatan penumpang, area pekerjaan yang masih berjalan akan kami pagari dan manuver alat dibatasi sehingga tidak mengganggu pelayanan pada pengguna jasa,” katanya.
Pekerjaan lain yang tengah dikebut adalah pemasangan instrumen pendukung. Di antaranya, marka landasan pacu, sistem elektronik bandara, konter check-in penumpang, konter imigrasi, apron approaching light, dan lainnya yang bersifat penunjang. (Aza/Sug/INI Network)