Oleh: Pratama Milan
Indonesiainside.id, Manado – Para petani di Bolaang Mongondow (Bolmong) Timur, Sulawesi Utara (Sulut), panik karena harga cengkih anjlok. Padahal masa panen raya segera tiba.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw siap mengambil langkah untuk menyikapi anjloknya harga jual cengkih. Salah satu upaya yaitu memanggil pengusaha atau pembeli cengkih di Sulut.
Wakil Gubernur Steven Kandouw mengatakan, Pemprov Sulut akan berupaya mencari solusi agar harga jual cengkih bisa normal kembali.
“Kita akan panggil PT Gudang Garam dan PT Sampoerna serta beberapa perusahan pembeli cengkeh di daerah ini,” kata Kandouw.
Menurutnya, pemanggilan perusahaan tersebut untuk mengintervensi harga cengkih yang saat ini mmelemah Pemerintah perlu memanggil pelaku usaha yang menggunakan bahan baku cengkih. “Kita akan bicarakan bersama untuk mencari solusi terbaik,” katanya.
Dia mengakui, sudah mendapat informasi dari sejumlah masyarakat yang memang mengeluhkan anjloknya harga cengkih. Menurut dia, biasanya harga cengkih dijual Rp100.000 per kilogram (kg). “Kita akan bicarakan ini bersama agar para petani cengkih bisa ada solusinya soal harga yang anjlok ini,” katanya.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sulut Refly Ngantung menjelaskan, melemahnya harga jual cengkih merupakan pengaruh dari hukum pasar. Artinya, saat produksi meningkat dan permintaan menurun, harganya pun terdampak ikut melemah.
“Meski begitu, ini menjadi perhatian serius kami. Kita akan lakukan berbagai cara untuk membantu petani cengkih. Salah satunya juga mencari tahu penyebab lain dari turunnya harga cengkih tersebut,” terang Ngantung di Manado Selasa(18/6).
Dia menjelaskan, saat ini kebutuhan cengkih secara nasional ada sebanyak 120.000 ton. Sedangkan luasan lahan cengkih yang ada di Sulut sekira 50.000 hektare (ha).
“Kita prediksi dari lahan tersebut bisa juga menghasilkan 50.000 ton cengkih per tahun, jika semua wilayah kebun tersebut berbuah. Kan saat ini samua daerah terlihat sudah mulai melakukan panen. Jadi, kita produksi cengkih Sulut sebanyak 50.000 ton, maka sudah hampir mencukupi sebagaian kebutuhan cengkih nasional sebanyak 120.000 ton. Artinya, produksi melebihi kebutuhan di daerah ini,” jelasnya.
Dia menambahkan Pemprov Sulut saat ini juga sedang mencari pemodal untuk bekerja sama menciptakan resi gudang. Artinya, jika berjalan lancar, maka komoditi seperti cengkih yang harganya anjlok saat ini, bisa dibeli pemerintah dari petani dengan harga yang sesuai yang nantinya ditampung di gudang.
“Komoditinya ditampung dulu, nanti jika harga sudah stabil baru dilepas kembali. Ini juga solusi untuk petani cengkih,” tambahnya. (Aza/Lan/INI Network)