Oleh: Daniel P
Indonesiainside.id, Medan – Pelarian seorang pelaku begal di Medan, Teddy Satria alias Tongat harus berakhir mengenaskan. Dia tewas di ujung pistol petugas, setelah berusaha melawan. Dia kabur selama tiga tahun, sebelum tadi pagi, Sabtu (5/10) terpaksa ditembak polisi.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto mengungkapkan, awal mula petugas mengejar Tongat, setelah dia bersama tiga rekannya, merampas sepeda motor korban mereka di Jalan MT Haryono, Simpang Jalan Surabaya pada 18 Juli 2016 silam. Dalam aksi ini, kawanan penjahat jalanan itu menikam korbannya dengan pisau. Korban meninggal di tempat. Pelaku membawa kabur sepeda motor korban.
“Mereka juga pernah beraksi pada Desember 2015,” kata Dadang kepada wartawan di RS Bhayangkara, Medan.
Polisi kemudian memburu kawanan penjahat ini. Tiga rekan Tongat, yakni Rohis, Alek dan Cikape berhasil diamankan. Berkas ketiga tersangka tersebut telah diserahkan ke pihak kejaksaan dan tengah menjalani proses penahanan.
Sementara, Tongat sendiri kabur. Dia masuk dalam daftar buron polisi selama lebih dari tiga tahun. Tongat sangat lihai mengelak dari kejaran polisi.
Namun, pelariannya terhenti setelah polisi mengendus keberadaannya di wilayah Martubung. Jumat (4/10) siang kemarin, petugas langsung ke lokasi yang dimaksud. Di tengah jalan, petugas melihat tersangka mengendarai sepeda motor. Aksi kejar-kejaran dengan petugas terjadi setelah Tongat mengetahui dia sedang dikejar polisi.
Hari itu, dia terpaksa ditembak di bagian kaki. Dia lantas ditangkap dan diamankan dari lokasi di Perumahan Griya II, Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan. “Petugas kami langsung menginterogasi pelaku,” papar Dadang.
Selanjutnya, Sabtu dinihari tadi, polisi membawa Tongat untuk menelusuri keberadaan sepeda motor curiannya di kawasan Medan Tembung. Dia dibawa sekitar pukul 02.00 Wib. Hanya saja, sesampai di lokasi, Tongat berusaha melawan. Dia bahkan sempat berusaha merebut senjata petugas. “Karena keadaan sudah membahayakan nyawa, petugas terpaksa memberikan tindakan tegas. Pelaku meninggal saat dibawa ke rumah sakit,” ungkap Dadang.
Berdasarkan catatan polisi, komplotan penjahat ini setidaknya telah beraksi di 27 titik di Medan. Dalam melancarkan aksi, mereka tak segan-segan melukai bahkan membunuh sebelum membawa kabur kendaraan atau barang berharga milik korban. (Far)