Oleh: Hari Santosa |
Indonesiainside.id, Denpasar – Denpasar digegerkan dengan pesan berantai di sejumlah grup whatsapp yang meyebutkan ada 8 ekor babi mati mendadak, pada Kamis (11/12/) pagi.
Dalam informasinya disebutkan babi yang mati diduga karena virus African swine fever (ASF) atau demam babi.
Menanggapi informasi tersebut, Dinas Pertanian Kota Denpasar menerjunkan petugasnya untuk memeriksanya. Mereka terjun ke Jalan Pulau Moyo dan Pulau Roti, Denpasar disebut sebagai tempat matinya babi secara mendadak.
Kepala Dinas Pertanian Denpasar, Gede Ambara Putra usia melakukan pemeriksaan mengatakan bahwa berita yang beredar rupanya tidak benar.
Setelah ditelusuri, ternyata babi-babi yang mati sudah terjadi sekitar satu bulan yang lalu.
“Kita cek di lapangan dan hasil investigasi hasilnya kenyataannya gak ada,” katanya, Rabu kemarin.
Ia menambahkan, memang sekitar sebulan lalu ada seorang peternak bernama Lulu di daerah Sesetan, Denpasar yang beberapa babinya mati. Namun, hasil pemeriksaan bukan karena demam babi Afrika.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar, Made Ngurah Sugiri menyebut di Denpasar populasi ternak babi sebanyak 12 ribu ekor. Sekitar 85 persen atau 80 ribu ekor masih memanfaatkan sisa makanan hotel dan restoran.
Untuk itu, demi mencegah adanya virus Asf di Denpasar ia mengimbau kepada peternak agar merebus terlebih dahulu pakan babinya.
“Ya, direbus di suhu 70 derajat celcius,” katanya.
Seorang peternak di Pulau Roti, Sudri mengaku memang sekitar sebulan lalu babinya mati empat ekor. Babi tersebut demam dan sempat dibawa ke dokter hewan.
Namun hasil pemeriksaan menyebut bukan karena demam babi Afrika.
“Sakit biasa kata dokternya,” katanya. Ari/Balicitizen