Indonesiainside.id, Garut – Pembangunan desa wisata menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Garut untuk meningkatkan kunjungan wisman 2020. Sekitar 60 desa wisata ditargetkan terbentuk di tahun ini.
“Yang ada baru 30. Kami ingin ada 60 desa semuanya, masih kurang separuhnya. Desa ini nantinya memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang menyejahterakan masyarakat desa,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Garut Aji Sukarmadji, Sabtu(8/2).
Ia menuturkan desa yang tersebar di 42 kecamatan Kabupaten Garut, memiliki banyak potensi yang perlu dikembangkan untuk memberikan nilai manfaat bagi masyarakat desa.
Selama ini, kata dia, sudah banyak desa di Garut berhasil mengembangkan potensi desa wisata, bahkan mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat.
“Desa di Kabupaten Garut mendapat penghargaan dalam lomba Desa Wisata Nusantara tahun 2019,” kata Aji.
Ia menyampaikan wisata yang memiliki daya tarik selain sektor wisata alam yakni agrowisata di Kecamatan Pasirwangi.
“Agrowisata di Pasirwangi sangat mendukung untuk dilakukan kerja sama antar desa dalam meningkatkan pariwisata,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, Garut yang menjadi kawasan sentra kopi dapat menjadi daya tarik untuk terus dikembangkan sehingga memberikan keuntungan bagi masyarakat desa.
“Garut ini sentra kopi, begitu besar potensi kopi di Garut, sangat khas, bahkan sudah masuk ke pasaran internasional,” katanya.
Kepala Desa Mekarjaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Asep Setiawan menyatakan siap untuk mengembangkan wisata di desanya sebagai upaya menumbuhkan perekonomian masyarakat desa.
Ia menyebutkan Desa Mekarjaya memiliki potensi wisata bukit yang sudah lama dibantu pengembangannya oleh mantan Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Budi Satria Wiguna untuk olah raga paralayang.
Pemerintah desa, kata dia, saat ini sedang membangun fasilitas untuk kenyamanan wisatawan yang hendak menikmati keindahan alam dan pemandangan kota Garut di atas bukit atau sering dikenal Gunung Putri.
“Di atas puncak itu pengunjung bisa melihat pemandangan kota Garut 80 persen, bisa juga untuk paralayang,” kata Asep.(EP/ant)