Indonesiainside.id, Manado – Virus corona yang menyerang Cina langsung berdampak pada penghentian penerbangan langsung dari Cina ke Manado dan begitu juga sebaliknya. Alhasil, gairah wisatawan Cina ke Sulawesi Utara yang terasa tiga tahun terakhir ini, langsung anjlok di awal 2020 dan memicu kerugian puluhan miliar.
Contohnya, okupansi perhotelan langsung menurun drastis, permintaan serta konsumsi barang dan jasa ikut menukik tajam. Ekonom Sulut Gerdy Worang mengkalkulasi secara sepintas, Sulut rugi puluhan miliar rupiah, karena penghentian penerbangan tersebut. “Tidak usah berpikir yang lain dulu, di sektor konsumsi misalnya. Bila kita hitung turis Cina makan siang dan malam total menghabiskan Rp100.000 per hari. Lalu dikalikan 10.000 turis yang datang perbulan, maka otomatis kita kehilangan Rp30 miliar,” ucap Gerdy.
“Nah, kemungkinan besarnya seorang turis tidak hanya menghabiskan Rp100.000 perhari. Jadi secara tak langsung sudah bisa dikalkulasikan berapa miliar kerugiannya,” sambung Gerdy.
Dia menjelaskan imbas penutupan tersebut, otomatis langsung terasa di hotel, rumah makan, pemasok beras, sampai ke petani juga pasti akan mengeluh. Karena itu dia berharap ada tindakan langsung dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk mencari pengganti turis Cina.
“Harus segera dijajaki membuka penerbangan ke Malaysia, Korea, arau bahkan ke Jepang. Untuk yang sudah ada seperti Filipina, bisa saja intensitasnya ditambah atau rutenya ditambahkan,” sebutn dia.Langkah-langkah itu perlu dipertimbangkan untuk kembali menyemangati seluruh komponen pariwisata daerah ini. (PS)