Indonesiainside.id, Badung – Konsulat Jenderal China di Denpasar Gou Haodong mengatakan data terbaru masih ada 3.000 turis Cina yang ada di Bali. Mereka berada di Bali dalam jangka waktu satu minggu hingga tiga minggu.
Gou Haodong mengatakan, sebagian dari turis tersebut rupanya masih ingin tinggal di Bali. Ia menyebut, alasan mengapa mereka tak kembali ke kampung halamannya karena ingin memperpanjang liburannya. Sebab saat ini di kebanyakan daerah di Cina aktivitas pekerjaan dan sekolah berhenti.
“Sekarng di Tiongkok kebanyakan daerah sudah semua berhenti, seperti sekolah dan kerja. Jadi mereka punya banyak waktu berlibur,” katanya di Bandara Ngurah Rai, Sabtu (9/2).
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 61 turis Cina yang ada di Bali telah dijemput pesawat carter dari maskapai China Eastern. Pesawat tersebut terbang tepat pada pukul 14.11 WITA dengan tujuan Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Herry A.Y. Sikado mengatakan, sebelum berangkat para penumpang ini diperiksa keaehatannya oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Mereka dinyatakan sehat dan diizinkan terbang ke Cina.
Sementara itu kepada kru pesawat dan tim medis dari Cina dilarang meninggalkan pesawat. Kepada mereka dilakukan disinfeksi untuk antisipasi virus corona. “Proses ini memakan waktu 20 menit dan oleh 6 petugas dari KKP,” katanya, Sabtu (8/2).
Sebanyak 61 WN Cina, dengan rincian 49 penumpang dewasa dan 12 anak-anak. Herry mengatakan, Konsulat Jenderal China sempat mengatakan mereka pulang agar bisa merayakan hari raya Cap Go Meh di negara sendiri. “Dari pihak Imigrasi juga menyatakan bahwa dari 61 penumpang tidak ada yang berstatus overstay,” tambah dia. (PS)