Indonesiainside.id, Sleman – Pencarian siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang terseret banjir di aliran Sungai Sempor, terkendala cuaca hujan dan lokasi yang gelap.
“Kondisi sudah malam dan gelap, kami harus menggunakan lampu penerangan untuk mencari para korban lainnya,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sleman Joko Supriyanto di lokasi, Jumat malam.
Selain kondisi gelap, proses evakuasi juga terkendala kondisi hujan masih terus mengguyur lokasi kejadian. Para siswa yang juga anggota Pramuka itu sebagian hanyut terbawa banjir saat mereka ikut agenda susur sungai di Sungai Sempor, Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Jumat (21/2).
Di lokasi juga telah tiba Bupati Sleman Sri Purnomo yang turut memantau perkembangan pencarian para korban. Begitu tiba, Bupati Sleman Sri Purnomo, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sleman Joko Supriyanto dan tim gabungan langsung melakukan koordinasi untuk proses pencarian korban.
Joko Supriyanto mengatakan pihaknya memerlukan beberapa tambahan lampu penerangan. “Kami membutuhkan lampu sorot untuk penerangan di area DAM Sungai Sempor,” katanya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengatakan, mereka yang tergabung dalam kegiatan pramuka merupakan kelas 7 dan 8 dari SMP Negeri 1 Turi.
Sebanyak 257 siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi. Para siswa tersebut sedang mengikuti kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, sekitar pukul 15.30 WIB, Jumat (21/2).
Data sementara Polda DIY dan BPBD Kabupaten Sleman menyebutkan sebanyak lima korban terkonfirmasi meninggal dunia. Data tersebut dilansir hingga pukul 19:00 WIB.
“Jadi dalam peristiwa ini data sementara yang masuk korban meninggal 5 siswa,” kata Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto di Yogyakarta, Jumat (21/2).
Kelima korban meninggal adalah Nur Azizah, Latifa, Setia Aulia, Arisna Rahmawati, dan Koirun Bisa. Yuliyanto mengatakan, dari lima korban meninggal dunia tersebut empat di antaranya adalah SA kelas 8 warga Sumberejo, A kelas 7 warga Ngentak, NA kelas 8 warga Kembang Arum, L warga Kembang Arum. (Aza/Ant)