Indonesiainside.id, Kupang – Serangan virus mematikan kini menyerbu wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Sasarannya bukan manusia akan tetapi ternak babi.
Sekurangnya 4.888 ekor babi milik masyarakat di Pulau Timor, NTT, mati akibat terserangan virus african swine fever (ASF). Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Danny Suhadi, melalui drh Melki, menyebutkan jumlah babi yang mati itu saat kegiatan bakohumas (badan koordinasi humas) diselengarakan Biro Humas dan Protokol Setda NTT terkait penanganan virus ASF yang berlangsung di Kupang, Jumat (13/3).
Virus ASF yang telah menyerang ribuan ekor babi di Pulau Timor. Virus masuk ke NTT melalui wilayah Timor Leste yang sebelumnya terpapar virus ASF tahu lalu.
Sebanyak 4.888 ekor babi yang mati itu berasal dari Kota Kupang 221 ekor, Kabupaten Kupang 1.758 ekor, Timor Tengah Selatan 825 ekor, Timor Tengah Utara 912 ekor, Belu 753 ekor, Malaka 49 ekor, dan UPT Pembibitan Ternak Tarus 370 ekor. Berdasarkan hasil pemeriksaan darah bahwa babi yang mati di Pulau Timor positif mengidap virus ASF, ujar drh Melki, yang didampingi Karo Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu,
Pemprov NTT sudah mengisolasi wilayah Pulau Timor dari masuknya babi-babi dari luar daerah. Dalam mencegah meluasnya serangan virus ASF, pemerintah NTT telah menutup Pulau Timor dari masuknya babi dari luar daerah maupun keluar dari Pulau Timor.
Upaya dilakukan pemerintah NTT ini untuk mencegah semakin meluasnya serangan ASF di NTT, kata drh Melki. Wilayah Pulau Flores, Sumba, Sabu, Rote, dan Alor masih bebas dari serangan virus ASF.
Upaya mengisolasi Pulau Timor dari masuk dan keluarnya ternak babi untuk menyelamatkan 1,7 juta ekor babi di seluruh NTT. Dia berharap warga di Pulau Timor untuk tidak membuang babi yang mati pada sembarangan tempat sehingga tidak memudahkan virus ASF menular ke babi yang masih dalam kondisi sehat.
Babi yang mati diminta agar segera dikubur. “Jangan dibuang sembarangan karena bisa menularkan virus ASF ke babi yang lainnya,” ujar drh Melki. (Ant/AS)