Indonesiainside.id, Banda Aceh – Tim Satgas Pangan Polda Aceh bersama Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) melakukan sidak ke sejumlah pasar di Kota Banda Aceh, kemarin. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok sembako terkait merebaknya wabah covid -19 di Aceh. Hasilnya, stok gula pasir di gudang Bulog Aceh kosong.
“Setelah kita periksa di gudang Bulog Aceh, kita tidak menemukan stok gula, yang ada stok beras. Untuk saat ini beras masih mencukupi untuk enam bulan ke depan,” ujar Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh, Muslem Yacob, Selasa (24/3).
Untuk ketersediaan beras, Muslem memperkirakan pada bulan Agustus mendatang akan ada penambahan stok beras hasil panen. Oleh karena itu stok beras dipastikan aman hingga satu tahun ke depan.
Muslem mengatakan, terkait kelangkaan gula pasir di pasaran, hal itu terjadi akibat adanya kebijakan dari Sumatera Utara (Sumut) tentang pelarangan pengeluaran gula ke luar wilayah untuk sementara waktu selama masa pencegahan virus corona (covid-19).
“Terkait gula, ini yang agak sedikit mengkhawatirkan. Karena biasanya pedagang membeli dari Medan. Namun untuk saat ini, ada kebijakan yang tidak mengizinkan keluarnya gula dari Sumatra Utara. Meskipun demikian, ada gula yang diperuntukkan untuk Aceh, melalui pengusaha Aceh, sudah tidak ada problem, stoknya masih mencukupi,” ujarnya.
Sementara itu, Muslem menjelaskan, untuk kebutuhan harga pangan lainnya, seperti minyak goreng, telur, bawang dan cabai, pihaknya memastikan tidak ada permasalahan dan stok masih mencukupi.
“Kalau persoalan harga, bila kita bandingkan dengan harga Het memang jauh, namun sudah beberapa minggu ini harganya masih stabil. Kisaran harga dipasaran antara Rp17 ribu hingga Rp18 ribu. Karena harga beli dari grosir saat ini sudah mencapai Rp850 ribu per saknya. Jadi, sejauh harga jual masih dalam batas yang wajar, saya pikir tidak ada masalah, masyarakat juga bisa memahami itu,” jelasnya,
Saat ini, dalam menghadapi problem soal kelangkaan gula, Disperindag Aceh telah melakukan langkah-langkah strategis sebagai upaya antisipasi ketersediaan gula tersebut. Muslem mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan para pengusaha agar suplai gula yang sudah dibeli di Medan secepatnya dapat dibawa ke Aceh.
“Hari Kamis nanti juga akan datang lagi gula sebanyak delapan kontainer,” katanya.
Muslem mengimbau kepada pedagang sembako agar mengendalikan penjualan dengan tidak melayani pembeli yang mengalami panic buying (pembelian panik) supaya stok bahan makanan terdistribusi bagi semua kalangan masyarakat.
“Di pasar kita lihat, pedagang sudah mematuhi himbauan pemerintah, pedagang tidak akan menjual kepada pembeli yang sifatnya memborong. Jadi mereka menjual sesuai dengan kebutuhan hariannya. Misalnya, untuk beras maksimal 10 kilogram (kg) setiap hari, kalau gula 2 kg, minyak 4 kg. Kalau ini bisa dipatuhi oleh semua, masyarakat tidak melakukan panic buying, mudah-mudahan tidak akan ada masalah dalam menghadapi siaga dan cegah covid-19,” sebut dia. (PS)