Indonesiainside.id, Manado – Entah bagaimana dan siapa yang melakukannya, tiba-tiba daftar nama-nama staf Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang sempat berada di sekitar anggota DPRD Sumatera Utara pasien corona, beredar luas di sejumlah media sosial. Sebagian masyarakat Sulawesi Utara dengan jelas menerima nama-nama staf, nomor telepon, alamat, hingga deskripsi apakah mereka sempat bersalaman dengan anggota DPRD Sumut itu atau hanya berada di sekitarnya saja.
Sayangnya, data yang didapat sebagian masyarakat malah menimbulkan ketidaknyamanan bagi staf DPRD Sulut tersebut. Sejumlah nama mengaku diteror oleh oknum-oknum yang tak dikenal. Bahkan ada yang memaksa meminta penjelasan alamat rumah secara rinci.
“Kamu betul yang ada di daftar kegiatan kunjungan anggota DPRD Sumut? Di sebelah mana rumah kamu? Mereka pada menanyakan detil dan saya seakan dipaksa menjawab pertanyaan mereka,” ujar salah satu staf dewan yang enggan disebutkan namanya.
Kata dia, secara pribadi sudah sangat terganggu apalagi kenyamanan beraktivitas. “Saya berharap penyebarnya dapat terlacak, karena sudah dengan sengaja mengedarkan dokumen yang harusnya bukan untuk konsumsi publik,” imbuhnya.
Salah satu staf lainnya mengaku kaget data tersebut bisa didapatkan oleh masyarakat luas yang berdomisili di dalam perumahannya. Katanya, secara pribadi akan mempertimbangkan untuk melaporkan penyebar data itu di akun sosial media khusus di perumahan yang dihuninya sampai hari ini. “Saya kecewa data itu bisa sampai ke mana-mana. Saya akan mempertimbangkan melaporkan ketidaknyamanan ini ke kepolisian,” sebutnya.
Hal yang sama juga dialami salah satu kepala sub bagian DPRD Sulut, yang dari pagi sampai malam tak hentinya orang mengkonfirmasi. Sehingga dia memutuskan untuk mematikan telepon selulernya. “Daripada harus melayani orang-orang yang tidak dikenal, lebih baik saya kasih mati telepon selulernya,” ketusnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Sulut Jhon Paerunan, heran karena daftar tersebut sangat cepat menyebar. “Kaget juga kenapa sudah ada di sosial media. Seharusnya itu kan untuk Satgas Covid-19 Sulut untuk melakukan pemeriksaan, apakah akibat kunjungan DPRD Sumut itu berdampak terhadap kesehatan kami. Anehnya kami malah sudah dinyatakan positif corona oleh sebagian masyarakat, padahal bukti medisnya belum ada,” sesal Jhon.
“Pelaku penyebar daftar nama itu harus bertanggung jawab. Saat ini kita sedang melacaknya,” sambungnya. Jhon mengatakan masalah ini menimbulkan keresahan sendiri, terlebih di tengah masyarakat. Jhon bilang masyarakat justru menjadi takut dan khawatir akan meluasnya pandemi covid-19 tersebut. “Pas beredar, masyarakat malah langsung mencari tahu siapa-siapa yang ada dalam daftar itu,” tukas dia.
“Saya ingatkan lagi bahwa nama-nama yang tertera tidak serta merta sudah positif corona. Kalau disalahartikan berarti kami yang dirugikan,” tegas dia. Seyogyanya, daftar nama-nama yang dituangkan tersebut, untuk mengetahui lebih lengkap seberapa jauh interaksi yang dilakukan staf DPRD Sulut dengan anggota DPRD Sumut Aulia Agsa, yang melakukan kunjungan kerja ke DPRD Sulut pada 12 Maret lalu bersama dengan beberapa anggota dewan provinsi Sumut lainnya. (PS)