Indonesiainside.id, Bandarlampung – Gunung Anak Krakatau mengalami delapan kali erupsi dan lontaran debu material vulkanik hingga 2.000 meter pada Sabtu pagi (11/4). Bau belerang dari gunung tersebut masih tercium pukul 06.00-12.00 WIB.
“Kondisi gunung masih aktif, ada erupsi, dan semburan debu vulkanik. Namun, sore ini asap di gunung itu mulai menipis,” kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargo Pancuran, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, saat dihubungi dari Bandarlampung, Sabtu (11/4).
Pada Jumat malam, pukul 22.35 WIB, Gunung Anak Krakatau erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik sekitar 657 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan pantauan kamera pengawas pada pos pemantauan Gunung Anak Krakatau, abu vulkanik berwarna hitam dan abu-abu itu bergerak ke arah timur dengan ketinggian sekitar 500 meter dari dasar kawah.
PVMBG menyebutkan tingkat aktivitas gunung yang terletak di Selat Sunda itu berada pada level II atau waspada. PVMBG mengimbau masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua kilometer dari Gunung Anak Krakatau .
Sebelumnya, PVMBG mengatakan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung, pada hari Jumat 10 April 2020 pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB. Gunung Anak Krakatau meletus dengan ketinggian abu mencapai 200 meter di atas permukaan laut, Jumat (10/4) pukul 22.35 WIB. (Aza/Ant)