Oleh: Azhar Azis
Indonesiainside.id, Poso – Kapolda Sulteng Irjen Pol Syafril Nursal mengatakan dua pelaku penyerangan polisi di Poso membawa bom dan sempat melarikan diri. Kedua daftar pencarian orang (DPO) jaringan MIT ini tewas dalam kontak tembak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (15/4).
“Setelah melakukan aksinya, kedua pelaku melarikan diri, kemudian dikejar dan dilakukan penyisiran tim kita dan didapati dua-duanya di sini (lokasi kontak tembak) dan di badannya ada bom sehingga dengan kondisi itu harus dilumpuhkan,” ungkap Kapolda Irjen Pol Syafril Nursal, di Kabupaten Poso.
Kapolda menegaskan, tindakan tegas tersebut harus dilakukan untuk mengantisipasi tindakan yang bisa membahayakan tim aparat yang melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku. Sebelumnya, dua pelaku telah melakukan penyerangan kepada polisi yang bertugas dan menyebabkan anggota polisi terkena luka tembak di dada sebelah kanan, tembus punggung belakang.
Kapolda mengemukakan, kedua pelaku dipastikan anggota kelompok sipil bersenjata jaringan MIT pimpinan Ali Kalora. “Untuk itu saya meminta kepada Ali Kalora dkk untuk segara menyerah, kalau tidak kita akan buru terus sampai kapanpun juga sampai habis semuanya,” ujarnya.
Kemudian, apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini di wilayah Kabupaten Poso, diduga rangkaian aksi oleh kelompok ini. “Perlu kita ketahui sebelumnya itu telah terjadi penyangongan terhadap patroli kita, kemudian mereka memotong orang sedang panen kakao dalam kebun perbuatan sadis tanpa perikemanusiaan,” ungkap Kapolda.
Kapolda menjelaskan, pelaku dalam aksi brutal tersebut diketahui oleh istri dan anak korban yang masih kecil. “Dibunuh dengan cara dipotong lehernya kemudian ditinggal yang sampai sekarang belum kita temukan kepalanya. Ini sadis luar biasa, karena orang sipil tidak bersalah pun jadi sasarannya,” tuturnya.
Target pelaku ini mengambil senjata dari anggota, tidak ada perampoka. Dalam aksi itu, pelaku mengambil senjata dari TKP berdasarkan rekaman CCTV. Kapolda mengatakan, dengan kejadian itu, pengamanan di wilayah diperketat, mengingat jaringan kelompok tersebut telah masuk ke dalam Kota Poso.
“Pengamanan diperketat dengan melibatkan teman-teman dari TNI,” ujarnya.
Dia mengatakan, untuk mayat kedua pelaku akan bawa ke Palu untuk diotopsi dan diidentifikasi. Barang bukti yamg didapat ada senjata FN, peluru, bom, dan sepeda motor yang dipakai, serta beberapa barang bukti lainnya.
Kapolda mengatakan, DPO kelompok tersebut diduga sekitar 14 orang di wilayah Kabupaten Poso.
“Sementara kondisi polisi yang tertembak stabil, sekarang sudah saya kirim ke Palu untuk mendapatkan perawatan yang intensif,” katanya. (Aza/Ant)