Indonesiainside.id, Manado – Sejumlah warga Kota Manado mendatangi Kantor Wali Kota Manado. Namun kedatangan mereka kali ini untuk membawa spanduk berbentuk karangan bunga bertuliskan “Turut Berduka Cita Atas Matinya Hati Nurani Wali Kota Manado”.
Mereka kesal atas belum adanya distribusi bantuan kepada warga masyarakat Manado yang terdampak ekonomi akibat disuruh jangan beraktifitas di luar rumah. Kedatangan beberapa warga tersebut menarik perhatian setiap orang yang melintas di depan kantor Wali Kota Manado itu.
Salah satu warga yang turut dalam aksi tersebut mengatakan tindakan protes yang dilakukan karena mereka merasa bahwa Wali Kota Manado, Vicky Lumentut lambat dalam menyikapi kondisi ekonomi warganya. “Sudah satu bulan sejak mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota agar masyarakat jangan beraktifitas di luar rumah karena mengantisipasi penyebaran virus corona, tapi sampai saat ini tidak ada perhatian atau langkah cepat memikirkan kondisi ekonomi warganya,” ujarnya yang tak mau disebutkan namanya.
Kata dia, di daerah lain pemerintahnya sudah melakukan langkah cepat dengan memberikan bantuan sembako kepada warganya. “Makanya kami merasa Pak Wali Kota sudah mati hati nurani,” ungkap dia yang selama ini berprofesi sebagai pengemudi ojek daring.
Sementara itu, Faisal Salim, Ketua BM-PAN Manado mengaku bahwa aksi yang mereka gelar semata-mata karena terpanggil untuk mengetuk pintu hati Wali Kota agar lebih peduli memikirkan nasib warganya. “Kami BM PAN Manado merasa terpanggil karena mendengar jeritan hati dan keluhan warga yang saat ini mengaku mengalami kesulitan ekonomi karena imbauan pemerintah agar jangan keluar rumah guna mengantisipasi penyebaran Covid-19,” kata Faisal.
Kenyataannya, Pemerintah Kota Manado justru lambat dalam merespon situasi dan kondisi ekonomi warga. “Maka kami BM PAN mengambil cara untuk menyuarakan keluhan warga, agar pak Wali Kota dapat memperhatikan dan mengambil langkah cepat menangani situasi ini,” papar Faisal.
Dia pun mengaku heran dengan birokrasi dan pendataan yang memakan waktu yang begitu lama tanpa memperhatikan kondisi warga, apalagi mereka yang terdampak langsung seperti pekerja harian, buruh dan pedagang pasar, termasuk karyawan yang dirumahkan. Hal lain menjadi tanda tanya baginya yaitu data kependudukan yang dimiliki Pemkot sehingga memakan waktu lama dan menambah dampak di masyarakat.
Dalam aksi tersebut, mereka mengajukan tuntutan agar Pemkot Manado segera menyalurkan bantuan kepada masyarakat tanpa memandang bulu. Tuntutan itu tertuang dalam karangan bunga dan diletakkan di depan Kantor Wali Kota Manado. (PS/Ronald Theovani Ginting)