Oleh: Andi Amriani Manshur
Indonesiainside.id, Makassar – Sebanyak 235 santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, selesai menjalani tes cepat atau rapid diagnostic test (RDT) begitu mereka tiba di Bandar Udara Sultan Hasanuddin. Hasil pemeriksaan ratusan santri tersebut dinyatakan semuanya negatif.
“Alhamdulillah, semuanya negatif. Mereka diperbolehkan dijemput keluarga, kita juga telah mengedukasi keluarga mereka untuk lakukan isolasi selama 14 hari,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dr Ichsan Mustari, dalam video konferensi bersama media di Makassar, Rabu (15/4).
Ichsan mengatakan, tes cepat juga sudah dilakukan kepada PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang tersebar di 24 kabupaten. Tes ini dilakukan kepada sekitar 15.000 orang di Sulawesi Selatan.
Menurut Ichsan, meski akurasi tes cepat tidak 100 persen, tetapi tes cepat merupakan langkah deteksi dini sekaligus efektif untuk melakukan skrining awal terhadap orang yang telah berinteraksi atau kontak dengan pasien positif corona.
Karena itu, Pemprov Sulsel mengambil tindakan untuk melakukan rapid test kepada seluruh warga Sulsel yang telah melakukan perjalanan dari luar daerah. Dia mengatakan, pada tes cepat ini akan dilakukan karantina selama 14 hari dalam rumah bagi hasil positif tanpa gejala. Sementara jika disertai gejala maka segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab.
Meski demikian, dr Ichsan mengemukakan tidak semua yang memiliki hasil positif dari tes cepat juga akan menemui hasil sama pada pemeriksaan swab. “Tes cepat bisa positif kepada orang-orang cross reaction, ada virus memang di dalam tubuhnya tetapi itu bukan corona, ini dinamakan positif palsu tetapi sedikit saja,” katanya. (Aza)