Indonesiainside.id, Probolinggo – Serangan virus corona terhadap para tenaga medis juga terjadi di Probolinggo, Jawa Timur. Sebanyak 16 tenaga medis dan pegawai rumah sakit di Kabupaten Probolinggo terkonfirmasi positif coronavirus disease (Covid-19).
Informamsi ini berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Probolinggo hingga Selasa (19/5) malam. “Para tenaga kesehatan dan pegawai rumah sakit yang terpapar Covid-19 berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, RSUD Waluyo Jati Kraksaan, RSUD Tongas, serta Puskesmas Sumberasih,” kata Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr Anang Budi Yoelijanto, di Probolinggo, Rabu (20/5).
Menurut dia, tenaga medis dan pegawai rumah sakit itu tergabung dalam klaster haji Sukolilo. Terhadam mereka sudah dilakukan pelacakan yang kontaknya paling banyak terjadi kepada keluarga dekat.
“Sekarang mereka posisinya ada yang sudah sembuh. Sebagian lagi masih menjalani isolasi di rumah sakit dan rumah pengawasan Kabupaten Probolinggo,” tuturnya.
Dari jumlah yang sudah positif Covid-19, lanjut dia, sebagian sudah pulang dan sebagian masih menjalani isolasi. Secara umum kondisi tenaga kesehatan tersebut sehat.
“Mereka menjalani isolasi di RSUD Waluyo Jati Kraksaan sebanyak delapan orang, RSUD Tongas sebanyak satu orang. Sisanya berada di rumah pengawasan Kabupaten Probolinggo,” ungkapnya.
Ia menjelaskan untuk hasil tes swab jumlahnya beragam. Misalnya ada yang masih 1 kali, 2 kali dan 3 kali swab. Namun secara umum yang masih menunggu hasil swab, ada yang sudah 3 kali melakukan tes itu.
“Dari total tenaga medis yang menjalani swab, sebagian sudah ada yang negatif dan akhirnya bisa dipulangkan. Tetapi sebagian lagi masih menunggu hasil yang masih belum keluar,” ujarnya.
Anang berharap orang yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 harus rutin memeriksakan diri dengan kontrol dan periksa ke puskesmas jika ada keluhan. Ia juga meminta tetap dilaksanakan jarak fisik.
“Mereka yang sudah sembuh bukan berarti tidak bisa sakit lagi. Mereka bisa terkontaminasi dengan infeksi lain yang baru dan berbeda, sehingga mereka yang sudah sembuh tetap harus menerapkan protokol kesehatan,” katanya. (Ant/AS)