Indonesiainside.id, Sukabumi – Anak sekolah di Jawa Barat segera memasuki masa belajar dalam dalam kelas alias tata muka. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi baik oleh pihak sekolah maupun kondisi di lingkungan sekitar.
Pertama, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka diperbolehkan di lingkungan atau kecamatan yang berstatus zona hijau. Kedua, KBM dalam kelas diperbolehkan secara bertahap, atau tidak bisa langsung serentak.
Ketiga, sekolah yang sudah siap melaksanakan KBM tatap muka harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan guru, pelajar, maupun warga sekolah lainnya agar tidak tertular Covid-19.
“Pemerintah kota dan kabupaten bisa membuka kembali KBM tatap muka, tetapi sekolah tersebut harus berada di kecamatan yang statusnya zona hijau atau dengan kata lain tidak bisa langsung serentak,” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Sukabumi, Sabtu (25/7).
Menurut dia, pemberlakuan KBM tatap muka pun harus secara bertahap mulai dari tingkat SMA sederajat. Jika hasil evaluasinya bagus, akan dilanjutkan ke tingkat SMA, SD, hingga pendidikan anak usia dini (PAUD).
Anak-anak di lingkungan sekolah termasuk tenaga pengajar dan staf wajib menghindari kerumunan di sekolah. Pihak sekolah bisa melakukan shifting jadwal masuk dan tidak bisa memaksa seluruh pelajar masuk sekolah untuk melaksanakan KBM tatap muka. Terlebih lagi, masih ada orang tua murid yang khawatir akan kesehatan putra-putrinya.
Dengan begitu, KBM tatap muka bisa dilaksanakan. Ridwan meminta komitmen dari seluruh pihak untuk bersama menangani Covid-19 minimal patuh dan taat dalam melaksanakan protokol kesehatan di masa normal baru ini.
“KBM harus mengedepankan protokol kesehatan di sekolah, maka dari itu kepala sekolah harus mengontrol pelaksanaan KBM dan harus menyediakan berbagai peralatan sebagai upaya pencegahan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” katanya.
Kang Emil, sapaan akrabnya, mengatakan sesuai kesepakatan proses pembelajaran di kelas harus dibatasi dan bergiliran seperti setengah di sekolah dan setengah lagi di rumah. (Aza/Ant)