Indonesiainside.id, Jakarta – Masyarakat diimbau mewaspadai dampak awan panas guguran serta aliran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Pada Ahad pagi (6/12), Gunung Semeru masih meluncurkan awan panas guguran. Selain itu, terjadi juga banjir lahar dingin pada Ahad sore, namun masih terpantau aman karena tidak meluber dari jalurnya.
“Setiap sore turun hujan sehingga terjadi banjir lahar dingin Gunung Semeru, namun masih terpantau aman,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo saat dihubungi melalui telepon di Lumajang, Ahad (6/12).
Meski begitu, material luncuran awan panas guguran yang berada di jalur mengarah di Besuk Kobokan masih panas. Wawan mengatakan, dampak sekundernya berbahaya ketika material yang masih panas tersebut terkena air hujan maka akan terjadi letupan.
“Kami terus menyiagakan petugas di sejumlah titik untuk mengantisipasi agar warga tidak mendekat ke arah material awan panas yang dapat meletup sewaktu-waktu ketika terkena lahar dingin,” tuturnya.
Sementara itu, menurut siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Ahad pukul 06.00 WIB, Gunung Semeru meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 km.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyebutkan Gunung Semeru juga mengalami beberapa letusan. “Letusan teramati pertama kali dengan tinggi asap 400 meter dari puncak. Asap terpantau berwarna putih tebal dan condong mengarah ke utara. Letusan berikutnya dengan tinggi kolom hingga 500 meter di atas puncak. Asap putih tebal masih condong mengarah ke utara,” katanya.
“Sedangkan guguran awan panas terjadi empat kali dengan jarak luncur hingga 500 meter dari ujung lidah lava ke arah Besuk Kobokan,” katanya.
Pemerintah daerah sudah menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, serta Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Di Desa Supiturang, tempat pengungsian disiapkan di SDN 4 Supiturang, SDN Sumberwuluh, Pos pantau Gunung Sawur, dan Posko Bencana Balai Desa Supiturang.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), status vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau waspada. PVMBG meminta warga tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah/puncak dan jarak empat kilometer dari arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Ratusan warga yang berada di lereng Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo selalu mengungsi ke posko pengungsian setiap sore hari dan kembali ke rumah mereka masing-masing pada pagi harinya. Hal itu karena aktivitas Gunung Semeru masih fluktuatif. Tidak bisa diprediksi apa yang akan terjadi sehingga sekitar 500 warga memilih mengungsi di posko pengungsian yang disediakan. (Aza/Ant)