Indonesiainside.id, Mamuju – Kalangan anak-anak ternyata lebih mudah dan koperatif diajak untuk menjalani tes cepat Covid-19 dibandingkan dengan orang dewasa. Fakta ini ditemukan di kamp pengungsian terpadu Palang Merah Indonesia (PMI), Desa Botteng, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Kepala Markas PMI Provinsi Sulawesi Barat Lukman mengatakan, pihaknya melakukan tes antigen terhadap anak-anak yang tinggal di kamp pengungsian untuk mengetahui tingkat penyebaran Covid-19 di lokasi tersebut. Sebelum tes antigen, anak-anak dihibur terlebih dulu.
Warga yang berusia dewasa pun diimbau untuk melaksanakan pemeriksaan Covid-19. Namun, menurut dia, dibandingkan dengan anak-anak, warga yang berusia dewasa lebih sulit diajak agar mau melaksanakan tes cepat antigen Covid-19. Mereka menghindar atau menolak dites Covid-19 karena banyak alasan.
“Banyak alasan dari mereka untuk menghindari pemeriksaan ini, bahkan ada yang sampai pergi dari pengungsian. Tentunya ini menjadi perhatian bagi PMI agar bisa mengubah pola pikir mereka terkait Covid-19 dan dengan sadar menerapkan protokol kesehatan, apalagi seperti diketahui pengungsian merupakan salah satu lokasi paling rawan penyebaran Covid-19,” ujar Lukman di Mamuju, Ahad (14/2).
Meski demikian, pihaknya tidak serta merta bisa langsung mengajak kalangan anak-anak untuk dites Covid-19. Terlebih lagi, di antara mereka, masih didampingi oleh orang tua yang masih khawatir serta dan kurang mengetahui apa itu Covid-19. Bahkan, ada dari mereka yang tidak peduli, seakan virus tersebut tidak membahayakan.
Salah seorang pengungsi yang tinggal di kamp pengungsian terpadu PMI Desa Botteng, Kecamatan Simboro, Suriah (40), mengatakan awalnya dirinya sempat takut menjalani pemeriksaan tes cepat antigen dan ternyata setelah menjalani ia dinyatakan negatif.
“Dikira setelah menjalani pemeriksaan rapid test antigen ini saya mau dibawa ke rumah sakit, ternyata tidak. Sebenarnya saya takut dengan Covid-19, makanya sekarang di pengungsian saya biasakan menggunakan masker,” kata Suriah.
Sementara itu, Lukman kembali menjelaskan, untuk meyakinkan agar anak-anak di pengungsian mau menjalani pemeriksaan Covid-19, pihaknya memberikan hiburan, membujuk hingga menyediakan hadiah jika anak tersebut mau menjalani pemeriksaan antigen.
Dengan cara tersebut, ternyata cukup banyak anak yang mau menjalani tes Covid-19. Apa yang mereka khawatirkan tentang pemeriksaan melaui rapid test antigen itu sirna. Bahkan, secara sadar dan tanpa paksaan, satu per satu mau menjalani tes cepat antigen.
Pada pemeriksaan tes cepat antigen ini, PMI bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar dan untuk seluruh peralatannya merupakan bantuan dari Partai Golkar. Untuk petugas yang melakukan pemeriksaan berasal dari dinkes, peralatan dari Partai Golkar dan PMI menyiapkan tempat serta mengajak warga untuk menjalani pemeriksaan tes cepat antigen tersebut.
“Pemeriksaan COVID-19 kepada anak-anak secara massal ini, tujuannya, selain untuk mengetahui tingkat penyebaran virus mematikan tersebut, juga untuk mempercepat penanggulangan jika ditemukan ada salah satu dari mereka yang tertular Covid-19,” kata Lukman.
Dia mengatakan, untuk target warga yang menjalani pemeriksaan tes cepat antigen ini sebanyak 600 orang dan jika tidak tercapai akan dialihkan ke pengungsi lainnya. Apabila ditemukan ada pengungsi yang positif, tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulbar akan langsung menanganinya. (Aza/Ant)