Indonesiainside.id
No Result
View All Result
Selasa, 16 Agustus 2022
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
Home Headline

Kisah Muncikari Insaf di Cilodong Purwakarta, Kini Aktif di Majelis Taklim

Azhar Azis
Kamis, 15/04/2021 14:08
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi bersama seorang eks muncikari di lokalisasi prostitusi Cilodong, Kabupaten Purwakarta. Foto: Dedi Mulyadi

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi bersama seorang eks muncikari di lokalisasi prostitusi Cilodong, Kabupaten Purwakarta. Foto: Dedi Mulyadi

Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Indonesiainside.id, Jakarta – Jalan kehidupan seseorang memang tak pernah bisa ditebak. Seperti dialami oleh Yani yang dulu seorang muncikari di lokalisasi prostitusi Cilodong, Kabupaten Purwakarta. Setelah insaf, kini dia berdagang dan menjadi pengurus Majelis Taklim.

Kisah Yani ini terungkap saat Anggota DPR RI Dedi Mulyadi membagikan kebutuhan bahan pokok ke daerah Cilodong. Ini ia lakukan sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat sekitar yang dulu digusur oleh olehnya saat masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta.

Untuk diketahui daerah prostitusi lokalisasi Cilodong dibongkar dan digusur saat Dedi Mulyadi menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Saat ini lokalisasi tersebut telah diubah menjadi pemukiman biasa, sentra jualan tanaman hias dan dibangun Tajug Gede Cilodong.

Kali ini Dedi berkunjung ke eks lokalisasi dengan ditemani oleh H Ujang Alim yang dulu merupakan bandar minuman keras di daerah tersebut. Kini ia telah hijrah dan menjadi pengurus di Tajug Gede Cilodong.

Baca Juga:

Kisah Jamaah Haji Disabilitas: Memang Badanku Tak Sempurna, Yakin Allah Melindungiku

Kisah Ibnu Munkadir yang Tak Rela Dagangannya Dijual Mahal

“Dulu punya warung jualan bir, arak sama semua minuman keras. Untung ya besar, tahun 2001 bisa Rp 5-10 juta per minggu,” ujar Ujang saat bercerita pada Dedi, dalam keterangan tertulisnya kepada Indonesiainside.id.

Namun berjalannya waktu Ujang mengaku tak menikmati apa yang ia dapat. “Sekarang sudah berhenti dan jadi pengurus DKM di tajug. Memang dulu uang banyak tapi tidak tenang, anak sakit-sakitan. Istilahnya mah duit jurig dihakan setan,” ucapnya.

Sesampainya di lokasi pembagian Dedi pun bertemu dengan Yani yang dulunya merupakan pemilik tempat prostitusi. Saat masa jayanya ia memiliki 6 anak buah wanita penghibur yang selalu menemani tamu untuk minum miras hingga ‘ngamar’ di tempatnya.

Pada akhirnya lokalisasi tempatnya mencari uang pun digusur. Yani pun memutuskan untuk berhijrah dan meninggalkan pekerjaan yang sebelumnya memberi banyak uang.

“Dulu memang banyak uang. Tapi kalau setiap denger azan itu gelisah, pusing. Kalau sekarang alhamdullilah tidak,” kata Yani.

Tahun 2013 Yani memutuskan menjual rumahnya yang dikampung untuk modal hijrah dan bedagang. Di tahun itu ia pergi ke tanah suci untuk bertaubat. Kemudian ia pulang dan membuka warung di proyek pembangunan tajug yang sebelumnya adalah lokalisasi.

Meski di proyek tersebut terdapat sekitar 200 pekerja dan 18 mandor tapi Yani tidak merasakan untung dari berjualan nasi. Ia bahkan mengaku merugi hingga Rp 105 juta karena banyak pegawai yang tidak bayar hingga proyek selesai.

Setelah proyek selesai Yani tetap berjualan di tajug. Namun selama pandemi ia jarang berjualan karena tajug yang merupakan tempat ibadah berbasis pariwisata itu ditutup sementara.

“Alhamdullilah kan masih ada sisa-sisa uang jadi selama tajug libur sekarang saya bikin majelis taklim setiap hari buat ibu-ibu dan anak-anak. Yang ngajar ustaz-ustaz dari tajug, kan sudah pada kenal,” ucap Yani.

Di tempat yang sama Dedi Mulyadi mengatakan kunjungannya ke eks lokalisasi adalah untuk melihat kembali dampak yang telah ia lakukan dari penggusuran terdahulu.

“Dulu kita gusur, sekarang kita lihat itu orang-orang yang dibubarin berubah atau tidak. Kalau sekadar membongkar tempat prostitusi tapi manusianya tidak berubah jadi lebih baik enggak ada artinya,” kata Dedi.

Kepada Yani, Dedi berjanji akan mencarikan jalan agar utang Rp 105 juta yang seharusnya menjadi hak bisa dinikmati.

“Itu nanti bagaimana caranya kita cari jalan agar uang ibu kembali. Karena itu modal ibu dari mengubah diri. Ini orang habis makan, kerja proyek, enggak bayar. Nanti saya bertanggung jawab mengembalikan uang itu untuk modal ibu berjualan lagi,” ucapnya.

Dedi Mulyadi yang juga Ketua DKM Tajug Gede Cilodong akan membuka kembali kawasan wisata masjid jika diizinkan oleh pemerintah. Sebab selama pandemi Covid-19 banyak pedagang yang merugi karena tajug ditutup sementara dari aktivitas pariwisata umum. (Aza)

Tags: CilodonginsafKisahmajelis taklimmuncikariPurwakarta
Berita Sebelumnya

Jokowi Minta Pemerintah Daerah Segera Eksekusi Program Bantuan Sosial

Berita Selanjutnya

NGO Myanmar: 715 Tewas Sejak Kudeta Militer

Rekomendasi Berita

Jadi Serdadu Bayaran, Dua Warga Amerika Tewas di Donbas
Headline

Austria Tetap Netral Meski Ukraina Dihancurkan Rusia

16/08/2022
Rusia Keluarkan Daftar Nama Negara Tidak Bersahabat, Indonesia Masuk?
Headline

Rusia Siap Jual Senjata Canggihnya ke Negara Lain

16/08/2022
100 Ribu Kendaraan dari Jakarta Masih Berada di Jateng dan Jabar
Headline

Syarat Perjalanan Terbaru Satgas COVID-19, Baca Dulu Sebelum Berpergian

16/08/2022
Inilah Nama Lengkap Anggota Paskibraka di Istana Negara Besok
Headline

Inilah Nama Lengkap Anggota Paskibraka di Istana Negara Besok

16/08/2022
Jika Pembatasan Pipa Air Berlaku akibat Kekeringan, Bagaimana Nasib Penduduk Inggris?
Headline

Jika Pembatasan Pipa Air Berlaku akibat Kekeringan, Bagaimana Nasib Penduduk Inggris?

16/08/2022
Kejagung Diminta Kerja Sama dengan China Jika Apeng Tidak Serahkan Diri
Headline

Kejagung Diminta Kerja Sama dengan China Jika Apeng Tidak Serahkan Diri

15/08/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Sorry. No data so far.

Risalah

Sikap Sahabat Saat Lalai dalam Shalat
Headline

5 Jenis Ibadah Punya Kekuatan Ajaib Sembuhkan Penyakit (1): Terapi Shalat Tahajjud

14/08/2022
Ada 10 Macam Tangisan, Kebanyakan Air Mata Palsu yang Hanya Tersentuh Duniawi
Headline

Ada 10 Macam Tangisan, Kebanyakan Air Mata Palsu yang Hanya Tersentuh Duniawi

13/08/2022
Mubahalah Berefek Domino
Headline

Tak Perlu Menunggu Satu Nyawa Hilang di Rumah Pejabat

13/08/2022
Para Penjaga Neraka
Risalah

Kedalaman Neraka dan Orang-Orang yang Memasukinya

13/08/2022

Berita Terkini

Pakai Baju Paksian, Jokowi Sampaikan Pidato Kenegaraan di Senayan

Pakai Baju Paksian, Jokowi Sampaikan Pidato Kenegaraan di Senayan

16/08/2022 15:00
Jadi Serdadu Bayaran, Dua Warga Amerika Tewas di Donbas

Austria Tetap Netral Meski Ukraina Dihancurkan Rusia

16/08/2022 14:25
Rusia Keluarkan Daftar Nama Negara Tidak Bersahabat, Indonesia Masuk?

Rusia Siap Jual Senjata Canggihnya ke Negara Lain

16/08/2022 14:18
100 Ribu Kendaraan dari Jakarta Masih Berada di Jateng dan Jabar

Syarat Perjalanan Terbaru Satgas COVID-19, Baca Dulu Sebelum Berpergian

16/08/2022 14:14
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved