Indonesiainside.id, Jakarta – Tim penyelamat yang melakukan pencarian kapal selam yang hilang di Perairan Bali dikabarkan menemukan tumpahan minyak di dekat lokasi penyelamannya.
Kapal selam berusia 44 tahun itu, KRI Nanggala-402, sebelumnya melakukan latihan torpedo di perairan utara pulau Bali. Namun, belakangan kapal tersebut dikabarkan hilang. Kapal selam itu mengangkut 53 awak. Saat ini, masih dilakukan pencarian.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta bantuan dari Singapura dan Australia untuk mencari kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali, Rabu pagi.
“Iya, ‘kan selama ini punya kerja sama, ya, pencarian dan sebagainya terkait dengan kecelakaan latihan dengan Singapura maupun Australia, sudah dilaksanakan dan dikomunikasikan,” kata Panglima TNI ketika dikonfirmasi wartawan dari Jakarta.
Saat ini, lanjut dia, masih dalam pencarian di perairan Bali atau 60 mil dari Bali. “Terakhir komunikasi pada pukul 04.30. Ketika mau laksanakan penembakan, sudah tidak ada komunikasi,” ujarnya.
Reuters.com melaporkan, pencarian udara menemukan tumpahan minyak di dekat lokasi penyelaman kapal selam dan dua kapal angkatan laut. Pihak Indonesia juga telah meminta bantuan ke Australia, Singapura, dan India. Demikian keterangan pejabat di Kementerian Pertahanan Indonesia.
KRI Nanggala-402 berbobot 1.395 ton dibuat di Jerman pada tahun 1977, menurut kementerian pertahanan, dan bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981. Dua tahun direparasi di Korea Selatan dan selesai pada 2012.
Indonesia di masa lalu mengoperasikan armada 12 kapal selam yang dibeli dari Uni Soviet untuk berpatroli di perairan kepulauannya yang luas. Tapi sekarang hanya memiliki lima armada termasuk dua kapal selam Type 209 buatan Jerman dan tiga kapal Korea Selatan yang lebih baru.
Indonesia berupaya untuk memodernisasi kemampuan pertahanan tetapi beberapa peralatannya yang masih berfungsi sudah tua dan telah terjadi kecelakaan mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2016, sebuah pesawat angkut angkatan udara Indonesia jatuh ke gunung, menewaskan 13 orang, selama latihan di daerah terpencil Papua. Pada 2015, sebuah pesawat angkut militer Indonesia jatuh ke daerah pemukiman utara dua menit setelah lepas landas, menewaskan lebih dari 100 orang. (Aza)