Indonesiainside.id, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku menyatakan gempa berkekuatan Magnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Maluku Tengah pada Rabu siang menyebabkan sejumlah bangunan rusak dan air laut naik 0,5 meter.
Kepala Pelaksana BPBD Maluku, Henri Far Far mengatakan pihaknya masih mendata lebih lanjut data kerusakan dan dampak gempa tersebut. Berdasarkan sejumlah dokumentasi yang diterima BPBD Maluku, sejumlah bangunan milik warga tampak retak di Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Warga juga sempat panik menuju ke area yang lebih tinggi setelah Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat menjauhi pantai, serta mewaspadai potensi gempa susulan dan potensi tsunami.
“Tim kaji cepat BPBD Maluku Tengah sedang ke lokasi kejadian, kalau sudah ada laporan akan disampaikan lebih lanjut,” kata Henri kepada Anadolu Agency, Rabu (16/6).
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan sempat ada kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter berdasarkan hasil observasi di stasiun tide gauge Tehoru. “Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut,” ujar Bambang melalui siaran pers, Rabu.
BMKG menyatakan akan terus memonitor gempa susulan yang terjadi dan dampaknya terhadap kenaikan muka air laut. Hingga pukul 13.35 WIB, BMKG mencatat 13 gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 3,5. Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Maluku Tengah pada Rabu pukul 11.43 WIB. (Aza/AA)