Indonesiainside.id, Jakarta – Hasil investigasi penyebaran kasus Antraks di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, menyebabkan 11 ekor sapi dan 4 ekor kambing dilaporkan mati, serta ada 23 orang dilaporkan mengalami kasus Antraks kulit. Peristiwa ini terjad di Desa Gombong, Kecamatan Ponjong, dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedang Sari.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) langsung melakukan mitigasi dan isolasi wilayah dengan menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi. Selain itu, dilakukan vaksinasi secara rutin di daerah yang pernah tertular serta lalu lintas ternak diawasi lebih ketat lagi.
Direktur Jenderal PKH, Nasrullah, meminta agar Dinas Peternakan Provinsi DI Yogyakarta serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul terus melakukan tindakan pencegahan serta pengendalian Antraks sesuai standar. Hal itu juga tertuang dalam surat edaran Kementan menyikapi kasus Antraks di Gunungkidul.
“Pastikan vaksinasi di daerah yang pernah tertular dilakukan secara rutin dan pengawasan lalu lintas ternak lebih ketat lagi. Antraks mudah menular melalui spora. Hindari pemotongan hewan sakit,” kata Nasrullah, dikutip dari InfoPublik.id, Ahad (6/2/22).
Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Nuryani Zainuddin, pihaknya sudah menurunkan tim medis kesehatan hewan ke lokasi. Mitigasi risiko dan isolasi wilayah dilakukan untuk mencegah menyebaran, mengingat Antraks mudah sekali menyebar.
“Saya telah instruksikan agar Tim berkoordinasi dengan instansi terkait yang menangani kesehatan hewan di Kabupaten Gunungkidul dan Provinsi DI Yogyakarta. Balai pengujian kesehatan BBVet Wates telah juga diturunkan,” kata Nuryani.
Selain membawa bantuan obat-obatan untuk penanganan kasus di Gunungkidul, tim Kementan juga melakukan sosialisasi kepada peternak untuk tidak memotong ternak yang sakit. Warga juga diminta segera melapor kepada petugas kesehatan hewan terdekat jika ada ternak sakit atau mati mendadak.
“Penanganan cepat ini diharapkan dapat mengendalikan kasus, sehingga tidak meluas ke lokasi lainnya. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk pengendalian,” harapnya.
Sementara itu, Retno Widyastuti dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul menyebutkan bahwa kasus Antraks di Gunungkidul ini telah ditangani dengan baik dan penelusuran kasus telah dilakukan bersama dengan Dinas Kesehatan.
“Kami memiliki Satgas One Health, sehingga informasi kasus dapat direspon cepat dan telah melibatkan lintas sektor,” katanya. (Aza)
Sumber: InfoPublik.id