Oleh: Ahmad Z.R |
Berbagai kontroversi muncul dari puisi doa yang dibacakan Neno Warisman di acara Malam Munajat 212.
Indonesiainside.id, Jakarta — Anggota tin pengacara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPFU), Nasrullah Nasution, turut berkomentar terkait doa Neno Warisman dalam acara Malam Munajat 212 yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pekan lalu. Dia menilai pihak-pihak yang sengaja memolitisasi doa Neno tidak memahami sejarah ketika umat Islam pada zaman Rasulullah SAW berperang melawan kaum kafir Quraisy di Perang Badar.
“Artinya, mereka itu enggak paham sejarah. Namanya doa itu sah-sah saja. Jadi, banyak hal lagi yang harus mereka pelajari,” kata Nasrullah kepada Indonesia Inside, di Jakarta, Senin (25/2).
Menurut dia, doa Neno pada Malam Munajat 212 seakan menjadi jawaban atas pernyataan “perang total” yang dilontarkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, beberapa waktu lalu, dalam konteks Pilpres dan Pemilu 2019. Karena itu, menurut Nasrullah, masyarakat harus selektif dalam memilih pemimpin agar tidak merugikan agama, nusa, dan bangsa.
“Tentunya ini juga mengingatkan kita ke depan bahwa harus hati-hati dalam memilih pemimpin, karena kita bisa merasakan dampak dari salah memilih pemimpin. Saya sepakat dengan pernyataan (Neno) itu,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menilai tidak ada yang salah dengan puisi doa Neno pada saat Malam Munajat 212. “Saya kira itu sangat bagus kok dan itu kan disampaikan dalam acara munajat. Munajat itu adalah tempat kita untuk memohon doa, memohon pertolongan, memohon bantuan dari Allah SWT,” ungkap Fadli.
Dia tidak mempermasalahkan jika Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta ingin mengusut dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi dalam acara Malam Munajat 212 yang berlangsung pada Kamis (21/2) lalu itu. “Silakan saja (Bawaslu mengusut), yang paling penting kan adil. Itu yang camat-camat (kasus 15 camat di Makassar dukung Jokowi), lalu Pak Tjahjo Kumolo yang bicara juga bahwa dana desa itu karena Jokowi, jelas dong, bagi-bagi sertifikat, itu juga harus diusut. Kalau itu mempunyai pesan-pesan apalagi ada bingkisan-bingkisan kepada paslon tertentu,” ucapnya.
Sebelumnya, dalam acara Malam Munajat 212, Neno membacakan bait-bait puisi berisi doa di hadapan jamaah. “Dan jangan, jangan Kau tinggalkan kami, dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu,” begitu bunyi salah satu penggalan puisi Neno tersebut. (AIJ)