Oleh: Muhajir
Indonesiainside.id, Jakarta – Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, menilai seharusnya presiden Joko Widodo (Jokowi) percaya diri dalam membentuk kabinet. Dia juga menyarankan agar Jokowi memberi kesan hendak parpol pendukung Prabowo di Pilpres 2019 masuk ke dalam pemerintahan.
“Hal itu bukan hanya tidak baik bagi negeri ini, tapi juga tidak bagus untuk legacy Jokowi sendiri,” cuit Haris, Jumat (26/7).
Menurut dia, perspektif gotong royong dalam membangun bangsa tidak harus diartikan sebagai kerja bersama dalam gerbong atau koalisi politik yang sama. Ini karena masing-masing parpol memiliki kepentingan yang berbeda.
“Bekerja bersama dalam gerbong politik masing-masing serta dalam posisi dan peran yg berbeda-beda saya kira lebih sehat bagi demokrasi kita,” kata dia.
Akhir-akhir ini publik dibuat bertanya-tanya terkait manuver yang dilakukan para politisi. Mulai dari pertemuan eks Capres Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi di MRT dan FX Senayan (23/6).
Spekulasi proses bagi-bagi kursi bukan rekonsiliasi semakin liar saat ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menjamu Prabowo di Teuku Umar, Jakarta pada Rabu (24/7). Pada hari yang sama, ‘rebutan kursi’ antarparpol koalisi Jokowi menjadi perbincangan dengan adanya pertemuan antara ketua umum NasDem, Surya Paloh, dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (EP)