Indonesiainside.id, Jakarta – Wakil Ketua MPR, Zulkifli Hasan, tidak sependapat dengan wacana Menteri Agama, Fachrul Razi soal pelarangan cadar dan celana cingkrang. Ketum PAN itu menegaskan seharusnya Menag mengurus hal-hal yang lebih subtansial ketimbang mengundang kegaduhan di tengah masyarakat.
Zulhas menyebut cara berpakaian merupakan hak asasi setiap orang, termasuk pemakaian cadar dan celana cingkrang. Atas dasar itu ia meminta Menag fokus kepada hal substansi dari tupoksi Kementerian Agama.
“Saya kira banyak hal yang perlu dibahas. Kita lelah juga kalau ribut soal aturan simbol-simbol. Itu hak orang terserah orang mau pakai kaus, ada yg pakai sepatu kets itu biasa aja. Itu bukan substansi,” kata Zulhas saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (1/11).
Zulhas menegaskan, daripada mengurus cara berpakaian, lebih baik Fachrul Razi mengurus banyak persoalan yang kini menjadi masalah utama dan laten di Kementerian Agama. Apalagi, soal cadar maupun celana cingkrang masuk ke tanah privat seseorang.
Dia membeberkan sejumlah masalah yang tengah dihadapi Kemenag. Misalnya, Fachrul Razi harus membuat kementerian yang dipimpinnya lebih transparan atau terbuka. Juga membuat guru-guru agama setara dengan guru diknas atau negeri.
“Bayangkan, guru tsanawiyah dengan guru SMP beda pendapatannya. Padahal sama-sama guru, sama-sama pegawai negeri, itu substansi, Kemenag arahnya mau seperti apa,” kata Zulhas.
Terkait hal ini, Menag melontarkan wacana pelarangan pemakai cadar dan celana cingkrang di Instansi milik pemerintah. Ia menjadikan keamanan sebagai alasan utama. Ia juga mengutip kejadian yang menimpa mantan Menkopolhukam, Wiranto, di Banten beberapa waktu lalu.
“Memang nantinya bisa saja ada IangkahIangkah Iebih jauh, tapi kita tidak melarang niqab, tapi melarang untuk masuk instansi-instansi pemerintah, demi alasan keamanan. Apalagi kejadian Pak Wiranto yang lalu,” kata Fachrul, Rabu (30/10). (EP)